Mandat ini cocok dan sesuai dengan potensi daerah dimana Sulawesi Tengah kini telah tampil sebagai penghasil rumput laut terbesar di Indonesia dengan produksi hampir 800.000 ton pada 2010.

Palu (ANTARA News) - Sulawesi Tengah ditetapkan pusat pengembangan industri rumput laut dan penangkapan ikan terpadu dalam rangka pelaksanaan "master plan" percepatan pembangunan ekonomi Indonesia` (MP3EI) yang diluncurkan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono pada 27 Mei 2011.

"Kita mendapat mandat untuk mempercepat pengembangan sektor kelautan dan perikanan, utamanya industri dan kerajinan rumput laut serta penangkapan ikan secara terpadu," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulteng Hasanuddin Atjo, di Palu, Senin.

Dalam kaitan dengan MP3EI tersebut, Indonesia dibagi dalam enam kawasan pengembangan yakni kawasan I Sumatera, kawasan II Jawa/Bali/Nusra, III (Kalimantan), IV (Sulawesi), V (Maluku) dan VI (Papua) dengan sektor unggulan masing-masing.

Khusus untuk Sulawesi, katanya, mendapat mandat untuk sektor pertanian serta kelautan dan perikanan, sedangkan Sulawesi Tengah sendiri mendapat mandat hanya untuk sektor kelautan dan perikanan.

"Mandat ini cocok dan sesuai dengan potensi daerah dimana Sulawesi Tengah kini telah tampil sebagai penghasil rumput laut terbesar di Indonesia dengan produksi hampir 800.000 ton pada 2010," ujarnya.

Karena itu, industri pengolahan rumput laut akan digenjot dengan pusat pengembangan di Teluk Tomini dan Telok Tolo, guna mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah dan kesejahteraan rakyat, baik industri pengolahan skala besar maupun industri rumah tangga.

Selain itu, usaha penangkapan ikan di laut secara terpadu juga akan mendapat perhatian serius untuk meningkatkan penghasilan devisa dan kesejahteraan nelayan.

Menurut Hasanuddin, untuk melaksanakan mandat dalam rangka MP3EI itu, Sulteng membutuhkan dukungan infrastruktur untuk pengembangan industri rumput laut seperti listrik, dan air bersih yang bisa menarik mina investor serta akses keuangan bagi rumah tangga yang ingin mengembangkan usaha kerajinan rumput laut.

Sedangkan di sektor penangkapan ikan terpadu, katanya, Sulteng membutuhkan dukungan sarana dan prasarana berupa pelabuhan perikanan dan pabrik es batu.

Untuk itu, Dinas Kelautan dan Perikanan Sulteng sedang membangun Pelabuhan Perikanan Lingkar Luar di Ogotua, Kabupaten Tolitoli karena secara geografis daerah ini terletak di kawasan pulau terluar yang berbatasan langsung dengan Malaysia (Kawasan Ambalat).

Pembangunan pelabuhan perikanan Ogotua dimulai pada 2009 dengan identifikasi lokasi, kemudian pada 2010 dibuat studi kelayakan dan pembebasan lahan sekitar enam hektar dan 2011 ini masuk proses penyusunan desain yang detail serta kajian lingkungan strategis semuanya dengan dana APBD Provinsi Sulteng.

"Tahun 2012 diharapkan dapat dimulai dengan pembangunan fisik dengan dukungan dana APBN. Fasilitas yang diharapkan tersedia pada kawasan pelabuhan ini berupa kantor, rumah pimpinan/karyawan, dermaga, TPI, perbengkelan, kios bahan dan alat perikanan, tempat pertemuan nelayan, pabrik es, lapangan penumpukan ikan dan kios bahan bakar minyak," ujarnya.

(L.R007*BK03/B/S016/S016) (ANTARA)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011