Negara, Bali (ANTARA News) - Yayasan Alam Indonesia Lestari (LINI) dan Kelompok Masyarakat Wisata Bahari Teluk Gilimanuk, menurunkan 12 "fish dome" atau rumah ikan buatan dan melakukan transplantasi terumbu karang di Teluk Gilimanuk, Bali, sebagai upaya melestarikan lingkungan laut.
"Kegiatan kami kali ini sekaligus rangkaian untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup dan Hari Kelautan pada 5 dan 8 Juni lalu," kata Koordinator Ahli Perikanan LINI Yunaldi Yahya, di Negara, Bali, Minggu.
Ia mengatakan, rumah ikan buatan itu terbuat dari campuran semen, kalsium karbonat, pasir, dan rangka besi. Satu rumah ikan yang berbentuk kubah itu berukuran diameter 40 cm dan tinggi 70 cm.
"Dalam waktu enam bulan setelah `fish dome` yang telah ditransplantasi terumbu karang itu ditaruh dalam kedalaman 5 - 7 meter bawah laut, media ini sudah menjadi gugusan terumbu karang sebagai habitat yang baik tumbuh kembangnya ikan dan biota laut lainnya," ujarnya.
Kegiatan dilaksanakan di Teluk Gilimanuk, katanya, itu karena perairan ini mempunyai keunikan dan keanekaragaman biota yang tinggi. "Di sini kerap digunakan sebagai daerah pemijahan dan pembesaran biota laut termasuk pula perikanan bernilai ekonomis," ujarnya.
Jenis-jenis biota yang dapat ditemukan di Teluk Gilimanuk atau yang dikenal dengan nama "Secret Bay" ini, antara lain "frogfish nudibranchs, ghostpipefish, dragonet, gobies, sand eels, stonefish dan mimic octopus".
"Bagi wisatawan selam, Teluk Gilimanuk juga terkenal daerah penyelaman yang unik dan bagus untuk melakukan fotografi makro," imbuhnya.
Namun sayangnya, dengan potensi yang dimiliki itu, kini Teluk Gilimanuk yang merupakan bagian dari Taman Nasional Bali Barat mengalami sedikit ancaman kegiatan manusia. "Terumbu karang yang ada menjadi banyak rusak akibat penangkapan ikan oleh penduduk sekitar yang kurang ramah lingkungan," bebernya.
Sementara itu, Kepala Seksi Taman Nasional Bali Barat Wilayah I Jembrana I Ketut Catur Marbawa, di sela-sela acara mengungkapkan, Teluk Gilimanuk yang posisinya sangat dekat dengan Pelabuhan Gilimanuk, sangat rentan terkena cemaran sampah dari masyarakat dan limbah minyak kapal feri.
"Penumpang kapal feri yang akan ke Pulau Jawa maupun menuju Bali, ada saja yang masih membuang sampah ke laut. Di sisi lain ada pula sampah kiriman dari Jawa turut menyumbang sampah bagi Teluk Gilimanuk, inilah yang menjadi ancamanbagi biota laut di sini," ucapnya.
Yunaldi mengungkapkan dengan kegiatan penanaman rumah ikan diharapkan dapat mencegah semakin menurunnya kondisi laut di Teluk Gilimanuk.
"Penambahan rumah ikan juga ditujukan untuk memperbanyak luasan habitat terumbu karang untuk kelangsungan kehidupan biota laut di Teluk Gilimanuk.
Berdiri sejak Januari 2008 LINI adalah satu dari sedikit organisasi nirlaba di Indonesia yang bekerja untuk mendukung perikanan berkelanjutan di Indonesia.
LINI berupaya membantu pengembangan perikanan berkelanjutan di Indonesia dengan kegiatan konservasi dan pengelolaan sumberdaya perikanan melalui pemberdayaan masyarakat setempat, pelatihan ketrampilan praktis, serta mempromosikan perdagangan yang adil dan praktek yang lebih berkelanjutan dalam pemanfaatan sumber daya laut. (IGT/Z002/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011