Jakarta (ANTARA News) - Bank Pembangunan Asia (Asia Development Bank/ADB) mengingatkan negara-negara berkembang termasuk Indonesia terhadap pentingnya isu ketahanan pangan yang diprediksi akan menjadi permasalahan penting seiring dengan makin meningkatnya penduduk dunia.
"Dalam jangka pendek, kebutuhan pangan penduduk mungkin tercukupi namun ini selalu menjadi isu fundamental yang mengemuka dari tahun ke tahun," ujar Managing Director General ADB, Rajat M Nag, saat temu wartawan di acara Forum Ekonomi Dunia untuk wilayah Asia Timur di Jakarta, Minggu.
Ia menjelaskan saat ini pertumbuhan penduduk di Asia akan semakin meningkat dan untuk itu produktivitas pangan khususnya beras harus ditingkatkan.
"Persedian pangan akan menipis untuk itu dibutuhkan peningkatan produktivitas sebagai antisipasi keterbatasan pangan dan energi di masa mendatang," ujarnya.
Untuk itu, ADB mengusulkan pemerintah harus mengembangkan teknologi berbasis revolusi hijau serta meningkatkan penelitian yang berbasis agrikultur.
"Ini sangat penting kedepannya, dan pemerintah harus fokus untuk melakukan penelitian berbasis agrikultur untuk pengembangan bibit unggul yang dibutuhkan petani yang tahan terhadap segala jenis iklim dan hama," ujarnya.
Forum Ekonomi Dunia untuk wilayah Asia Timur (WEF-EA) menghasilkan kemitraan untuk meningkatkan kerja sama dan memberikan peluang bagi pemangku kepentingan dalam sektor pertanian serta membantu terwujudnya ketahanan pangan di Indonesia.
Kerjasama ini memiliki sasaran konkrit yaitu 20-20-20 artinya peningkatan produksi pertanian sebesar 20 persen, menurunkan emisi sebanyak 20 persen dan mengurangi tingkat kemiskinan di daerah pedesaan sebanyak 20 persen.
Pada pertemuan World Economic Forum East Asia hari ini, telah terjadi kesepakatan untuk menerapkan program kemitraan ini di Indonesia dengan mengikutsertakan lembaga pemerintah seperti Kementerian Pertanian dan 14 perusahaan dunia dan Indonesia termasuk Nestle Indonesia, Archer Daniels Midland (ADM), Bunge, Cargill, Pioner/Dupont, Swiss Re, Syngenta, Unilever, Kraft Foods, METRO, Monsanto dan McKinsey.
Sedangkan dari Indonesia adalah Sinar Mas, Indofood dan kerjasama ini akan dimulai pada Juli 2011 untuk periode tiga tahun serta lembaga yang terlibat akan melaporkan hasil program setiap 6 bulan.
"Sektor pertanian merupakan sektor penting untuk Indonesia dan kami gembira dengan inisiatif dari WEF dan dunia usaha untuk menjalani public private partnership di sektor pertanian di Indonesia. Hal ini konsisten dengan program pemerintah untuk lebih meningkatkan produktivitas dan investasi di sektor pertanian," ujar Menko Perekonomian Hatta Rajasa. (ANT/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011