Herat, Afghanistan (ANTARA News) - Tigapuluh-dua gerilyawan Taliban tewas dan 25 lain cedera dalam 24 jam terakhir selama operasi di provinsi Badghis, Afghanistan barat, demikian diumumkan militer Afghanistan, Minggu.
"Operasi ditingkatkan kemarin malam dan sejak itu 57 gerilyawan Taliban tewas, cedera dan ditangkap," kata panglima militer Afghanistan Jendral Shahzada.
"Malangnya, empat prajurit Afghanistan tewas dan tiga orang lain cedera selama operasi sejak kemarin malam," tambah perwira tinggi itu.
Saat ini terdapat sekitar 130.000 prajurit internasional pimpinan NATO yang memerangi gerilyawan Taliban dan sekutunya selama hampir satu dasawarsa.
Penarikan terbatas pasukan asing diperkirakan mulai dilakukan pada Juli, menjelang peralihan tanggung jawab kepada pasukan keamanan Afghanistan yang akan diselesaikan pada akhir 2014.
Serangan-serangan meningkat lagi di sejumlah daerah di Afghanistan akhir-akhir ini, khususnya terhadap pasukan asing.
Dalam satu salah satu hari paling mematikan, tujuh prajurit ISAF pimpinan NATO tewas dalam serangan bom di Afghanistan selatan pada 26 Mei.
Lebih dari 220 prajurit asing tewas dalam serangan-serangan di Afghanistan sepanjang tahun ini.
Konflik meningkat di Afghanistan dengan jumlah kematian sipil dan militer mencapai tingkat tertinggi tahun lalu ketika kekerasan yang dikobarkan Taliban meluas dari wilayah tradisional di selatan dan timur ke daerah-daerah barat dan utara yang dulu stabil.
Sebanyak 711 prajurit asing tewas dalam perang di Afghanistan sepanjang tahun lalu, yang menjadikan 2010 sebagai tahun paling mematikan bagi pasukan asing, menurut hitungan AFP yang berdasarkan atas situs independen icasualties.org.
Jumlah kematian sipil juga meningkat, dan Kementerian Dalam Negeri Afghanistan mengumumkan bahwa 2.043 warga sipil tewas pada 2010 akibat serangan Taliban dan operasi militer yang ditujukan pada gerilyawan.
Pemimpin Taliban Mullah Omar telah menyatakan, pihaknya meningkatkan serangan taktis terhadap pasukan koalisi untuk memerangkap musuh dalam perang yang melelahkan dan mengusir mereka seperti pasukan eks-Uni Sovyet.
Saat ini terdapat lebih dari 130.000 prajurit asing yang ditempatkan di Afghanistan untuk membantu pemerintah Presiden Hamid Karzai memerangi gerilyawan Taliban.
Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden, yang dituduh bertanggung jawab atas serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.
Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO mencakup puluhan ribu prajurit yang berasal dari puluhan negara, yang bertujuan memulihkan demokrasi, keamanan dan membangun kembali Afghanistan, namun kini masih berusaha memadamkan pemberontakan Taliban dan sekutunya.
Sekitar 521 prajurit asing tewas sepanjang 2009, yang menjadikan tahun itu sebagai tahun mematikan bagi pasukan internasional sejak invasi pimpinan AS pada 2001 dan membuat dukungan publik Barat terhadap perang itu merosot.
Gerilyawan Taliban sangat bergantung pada penggunaan bom pinggir jalan dan serangan bunuh diri untuk melawan pemerintah Afghanistan dan pasukan asing yang ditempatkan di negara tersebut.
Bom rakitan yang dikenal sebagai IED (peledak improvisasi) mengakibatkan 70-80 persen korban di pihak pasukan asing di Afghanistan, menurut militer, demikian AFP melaporkan. (M014/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011