Samarinda (ANTARA News) - Rumah dua terduga teroris yang ditangkap Densus 88 pada Sabtu (11/6) tidak diberi garis polisi.
Dari pantauan hingga Minggu petang, rumah Yuardi, di Jalan Mulawarman No. 17 RT. 09 RW. 04, Desa Loa Duri Ilir, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara, terlihat sepi.
Namun, pintu depan di rumah yang dihuni kedua istri terduga teroris tersebut terlihat hanya terbuka sebagian.
Tidak terlihat adanya garis polisi di rumah kedua terduga teroris yang juga lokasi penggerebekan Densus 88 pada sabtu (11/6) tersebut.
Bahkan, tidak terlihat adanya petugas kepolsian yang bersiaga di rumah Yuardi tersebut.
Beberapa warga sekitar juga terlihat berkumpul di sekitar lokasi penggerebekan kedua terduga teroris itu.
Menurut beberapa warga, istri Yuardi yang kerap dipanggil bu Asih sempat keluar rumah pada Minggu sore.
"Istri Yuardi sempat keluar untuk mencari anaknya," ungkap seorang warga yang rumahnya persis berhadapan dengan rumah kedua terduga teroris tersebut, Gau Hanafi, Minggu petang.
Warga tersebut mengaku, tidak melihat perubahan pada sikap istri Yuardi pasca penangkapan suaminya.
"Dia tetap seperti biasa dan tidak menunjukkan adanya masalah. Sikapnya tetap ramah dan tidak terlihat kesedihan di wajahnya walaupun suaminya ditangkap polisi," katanya.
"Tapi kami tidak tahu bagaimana kondisi istri Faisal sebab dia tidak pernah keluar rumah," ungkap Gau Hanafi.
Selama ini lanjut Gau Hanafi, Yuardi merupakan tulang punggung istri dan kedua anaknya. Namun setelah tertangkap Densus 88 usaha penggilingan daging di rumah terduga teroris itu dijalankan istrinya.
"Sejak tadi pagi, istri Yuardi yang membuka usaha penggilingan dagingnya padahal selama ini suaminya. Namun, suasananya memang berbeda seperti hari biasanya sebab pintu rumahnya hanya terbuka sebagian dan tidak ramai seperti sebelum Yuardi tertangkap," kata Gau Hanafi.
Bagi warga Jalan Mulawarman, Yuardi dan sitrinya kata Gau Hanafi dikenal ramah dan kerap menyapa warga.
"Mereka (Yuardi) sudah lama tinggal di sini dan sangat baik kepada warga. Jadi, kami tidak menyangka dan terkejut jika mereka dikaitkan dengan jaringan teroris," katanya.
"Tapi, kami tidak tahu siapa dan darimana asalnya Faisal. warga hanya tahu kalau dia ngontrak di rumah Yuardi ikut membantu di penggilingan daging itu. Namun, sikap Faisal juga tidak jauh berbeda dengan Yuardi. Dia juga sering senyum kepada kami saat berpapasan," ungkap Gau Hanafi.
Dua terduga teroris, Yuardi dan Fasial ditangkap Densus 88 Polri pada Sabtu siang (11/6).
Fasial ditangkap s sesaat setelah keluar dari Masjid Al Istiqomah atau sekitar 100 meter dari rumah kontrakannya sekitar pukul 13. 00 WITA.
Densus 88 kemudian menggrebek rumah kontrakan Faisal dan juga menangkap Juardi, pemilik rumah sekitar pukul 14. 00 WITA.
Selain menangkap kedua terduga teroris tersebut, Densus 88 juga menyita sebuah laptop dan sebuah wajan berlubang yang ditengahnya terdapat pipa paralon serta kabel.(*)
(T.A053/E001)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011