Teheran (ANTARA News/IRNA-OANA) - Menteri Luar Negeri Ali-Akbar Salehi di Teheran Minggu menyebut Amerika Serikat sebagai pelanggar terbesar Traktat Non-Proliferasi (NPT) nuklir, dan menambahkan AS adalah satu-satunya negara yang telah menggunakan senjata nuklir terhadap negara lain.

"Amerika Serikat telah memainkan peran aktif dalam menyebarkan senjata nuklir," kata Salehi dalam pidatonya pada Konferensi Internasional Perlucutan Senjata dan Non-Proliferasi kedua di Teheran.

"Anehnya, negara ini (AS) memperkenalkan dirinya sebagai penganjur terbesar non-proliferasi senjata nuklir," kata Salehi.

Dia lebih lanjut mengatakan, rezim Zionis adalah hanyalah satu-satunya penghambat dalam pembentukan suatu kawasan yang jauh dari senjata nuklir.

Rezim Zionis, yang didukung penuh oleh Washington, adalah akar penyebab terorisme, agresi dan ketidakamanan, katanya.

Hari ini, masyarakat internasional, lebih dari waktu lainnya dalam sejarah, terancam punah oleh senjata nuklir, kata Salehi, yang menyesali bahwa 23.000 hulu ledak nuklir hanya dimiliki oleh beberapa negara.

Republik Islam Iran percaya bahwa pelucutan senjata nuklir merupakan kebutuhan untuk memastikan perdamaian global, kata Salehi, yang juga menyatakan kembali bahwa ini adalah `masalah tanpa syarat."

Dia menggarisbawahi kebutuhan untuk mengerahkan tekanan terhadap rezim Zionis agar membuatnya bergabung dengan NPT sehingga perdamaian dan keamanan akan dipastikan di seluruh kawasan.

Konferensi Internasional Perlucutan Senjata dan Non-Proliferasi kedua dibuka di ibu kota Iran pagi ini.

Acara internasional tersebut direncanakan untuk meninjau tantangan yang ada pada perlucutan senjata dan senjata pemusnah massal.

Sejumlah utusan asing yang berada di Teheran dan ahli dari 40 negara dunia mengambil bagian dalam acara yang sedang berlangsung.

Perwakilan dari beberapa badan internasional termasuk Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), Organisasi Konferensi Islam (OKI), dan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) juga hadir dalam konferensi tersebut.(*)

(H-AK/B002)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011