Singapura (ANTARA News) - Pemerintah Singapura menyatakan pihaknya siap merotan atau memenjarakan para pengunjukrasa yang melakukan aksi kekerasan selama berlangsungnya pertemuan tahunan Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) di negara kota itu pada September mendatang. Bank Dunia dan IMF memperkirakan sekitar 16.000 orang akan menghadiri pertemuan tahunan mereka, yang sering diwarnai unjukrasa anti-globalisasi dan protes lainnya. Singapura yang dikontrol secara ketat melarang unjukrasa publik atau protes, dan menerapkan hukuman termasuk pemukulan dengan rotan dan hukuman mati untuk mengendalikan kejahatan. "Polisi tak akan bersikap ragu untuk mengusut dan menghukum setiap pelanggaran terhadap undang-undang kami," kata Wong Kan Seng, Menteri Urusan Dalam Negeri Singapura, di depan parlemen Senin, demikian menurut jawaban tertulis yang dibagikan Kementerian Informasi, Komunikasi dan Seni, Selasa. "Pertemuan ini sangat khusus, jadi setiap orang atau kelompok yang melakukan kejahatan kekerasan, seperti vandalisme, pembakaran dan gangguan akan terkena hukuman berat, termasuk perotanan dan pemenjaraan," katanya, sebagaimana dikutip Reuters. Singapura menarik perhatian dunia pada 1994 ketika seorang remaja Amerika, Michael fay, dirotan akibat vandalisme. Negara kota itu berhasrat untuk menarik lebih banyak lagi konferensi dan peristiwa besar lainnya guna meningkatkan kepariwisataan. Pertemuan Bank Dunia/IMF merupakan peluang bagi Singapura untuk memamerkan infrastrukturnya yang modern. (*)
Copyright © ANTARA 2006