Ramallah (ANTARA News/AFP) - Komite pusat Fatah telah memilih Salam Fayyad perdana menteri saat ini sebagai kandidat kepala pemerintah sementara independen, kata seorang pejabat Fatah pada Ahad.

"Dalam pertemuan tadi malam di markas presiden, kami memutuskan mencalonkan Salam Fayyad untuk memimpin pemerintah Palestina," kata anggota komite pusat Fatah, yang tak bersedia disebut namanya, kepada AFP.

Keputusan itu muncul menjelang pertemuan Selasa (14/6) di Kairo antara para pejabat dari Fatah dan Hamas, yang lama bersaing, sebagai dua kelompok yang berusahauntuk menyetujui pembentukan pemerintah transisi yang diamanatkan oleh kesepakatan kesatuan yang mereka tandatangani pada bulan lalu.

Kesepakatan mendadak, yang dimaksudkan untuk mengakhiri tahun permusuhan sengit mereka itu, menyerukan bagi terbentuknya satu pemerintahan independen untuk meletakkan dasar bagi pemilu presiden dan legislatif dalam waktu satu tahun.

Pada Sabtu malam, setelah pertemuan komite sentral, perwakilan Fatah Azzam al-Ahmed, yang membantu penengahan kesepakatan persatuan, mengatakan, putaran perundingan berikutnya harus menghasilkan keputusan akhir pemerintah.

Komite pusat "memutuskan untuk melanjutkan komunikasi dengan Hamas dan faksi-faksi lain untuk membentuk pemerintah Palestina sesegera mungkin."

"Kedua pihak akan bertemu Selasa ini untuk membentuk pemerintahan, dan kami berharap bahwa ini akan menjadi putaran terakhir (pembicaraan) yang diperlukan untuk menyelesaikan pembentukan pemerintah," katanya.

Fatah dan Hamas masing-masing telah menyusun daftar singkat calon mereka untuk jabatan perdana menteri, tapi masa depan Fayyad di kantornya yang dia pegang saat ini masih belum jelas karena beberapa orang di Hamas menentang dia tetap di jabatannya.

Hamas belum mengumumkan kandidat untuk posisi itu, tapi para pejabat gerakan tersebut telah mengatakan mereka berharap perdana menteri ke depan adalah dari Gaza, yang akan menyingkirkan Fayyad.

Tapi, kepemimpinan Palestina juga menghadapi tekanan internasional untuk terus mempertahankan Fayyad, dalam upaya untuk menjaga aliran uang donor kepada pemerintah Palestina `yang sakit`.

Masyarakat internasional telah bulat-bulat memuji Fayyad, mantan pejabat Dunia Bank, atas usahanya untuk membangun institusi Palestina dan mempersiapkan kenegaraan, bahkan tanpa adanya perundingan perdamaian dengan Israel sekalipun.
(Uu.H-AK/S004)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011