Jejak itu masih baru, kemungkinan terjadi malam sebelumnya, dan kecil kemungkinan terjadi pada siang hari karena lokasinya sangat terbuka,"
Sleman (ANTARA News) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang melakukan supervisi jalur labuhan Gunung Merapi menemukan jejak kaki binatang yang diduga harimau.
"Menjelang upacara adat labuhan Gunung Merapi yang dijadwalkan berlangsung pada awal Juli 2011, kami pada Sabtu (11/6) lalu melakukan supervisi jalur yang akan digunakan untuk kegiatan itu, mengingat jalur yang biasa dipakai kondisinya rusak parah akibat erupsi Merapi. Saat melakukan supervisi kami menemukan jejak binatang yang diduga harimau," kata Kepala Seksi Dokumentasi dan Informasi Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sleman Wasita, Minggu.
Menurut dia, jejak kaki binatang yang diduga harimau tersebut ditemukan di kawasan lereng Merapi di sekitar lokasi yang akan digunakan untuk upacara adat labuhan.
"Jejak itu sangat jelas dan cukup besar, sehingga diperkirakan bukan jejak kaki kucing atau pun anjing. Jejak ini mulai terlihat dari jarak satu kilometer di atas bekas rumah kediaman juru kunci Merapi almarhum Mbah Maridjan sejauh sekitar 700 meter," katanya.
Ia mengatakan lokasi ditemukannya jejak harimau tersebut persis berada di lokasi yang rencananya akan digunakan untuk upacara adat labuhan Merapi.
"Jejak itu masih baru, kemungkinan terjadi malam sebelumnya, dan kecil kemungkinan terjadi pada siang hari karena lokasinya sangat terbuka," katanya.
Menurut warga sekitar yang juga seorang pelestari budaya setempat, Wiyono yang turut melakukan supervisi, binatang yang meninggalkan jejak kaki di kawasan itu diperkirakan dua ekor, satu besar dan satu kecil.
"Itu berdasarkan jejaknya, ada yang besar, dan ada yang kecil. Menurut keyakinan saya, binatang tersebut diperkirakan bersembunyi jauh dari lokasi ditemukannya jejak kaki tersebut, karena di sekitar tempat itu tidak ada pepohonan sama sekali," katanya.
Menurut dia, kemungkinan binatang itu hanya mencari tempat untuk bersembunyi, tetapi karena di lokasi tersebut tidak ada pepohonan, kemudian menjauh dan meninggalkan wilayah Sleman menuju ke timur laut," katanya.
Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Disbudpar Kabupaten Sleman Shavitri Nurmala Dewi mengatakan, jejak kaki binatang yang menurut dugaan adalah harimau, bisa menjadi pertanda bahwa di kawasan lereng Gunung Merapi sudah mulai ada tanda-tanda kehidupan, khususnya kehidupan fauna.
"Kalau kehidupan flora jelas sudah kelihatan dengan mulai menghijaunya kawasan lereng Merapi berupa tumbuh-tumbuhan semak dan berbagai jenis rumput, pohon bambu dan pisang," katanya.
Menurut dia, tumbuhan atau pohon berkayu sama sekali punah. "Memang membutuhkan waktu lama untuk memulihkan tumbuh-tumbuhan berkayu yang semestinya terjaga dengan baik di kawasan lereng Merapi," katanya.
Ia mengatakan pihaknya menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada pihak-pihak yang selama ini melakukan penghijauan di kawasan Merapi pascaerupsi.
"Memang kondisi flora saat ini cukup parah, sehingga pihaknya mengharapkan kepedulian berbagai pihak untuk terus menggalang tekad dalaml upaya menghijaukan kembali kawasan Gunung Merapi," katanya.
(V001/M008)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011