Sumenep, (ANTARA News) - Dengan kondisi Madura yang dinilai kritis oleh Menhut MS Ka`ban, maka para santri pondok pesantren harus berperan aktif untuk memulihkan kondisi tersebut. Santri dinilainya lebih muda memahami dan mengendalikan kondisi hutan di Madura.
"Makanya dalam kunjungan kerja saya di Madura ini, lebih banyak ke pesantren, karena selain santri mempunyai peluang besar untuk memulihkan hutan yang rusak para kiyai juga ujung tombak masyarakat dan lebih muda memberi pengertian soal hutan," ucap Menhut, saat menyampaikan ceramah RHL dan Lingkungan di Ponpes Al-Amien Prenduan Sumenep, Madura, Jawa Timur, Senin (16/1).
Tugas masyarakt secara umum, dan khsusunya santri, harus mampu memakmurkan bumi, dan bukan membuat bumi menjadi kering, kurus serta menjadikan tempat penderitaan, melainkan untuk kesejehteraan manusia.
"Itulah tugas manusia, khususnya para santri yang sedang menuntut ilmu di pondok pesantren, karena yang akan merasakan kondisi masa depan adalah seusia santri," paparnya.
Oleh karenanya, hutan di Indonsia (khususnya di Madura) adalah hutan yang harus diselamatkan oleh generasi sekarang.
Pada kesempatan tersebut, Menhut juga menyerahkan dan menanam pohon jati secara simbolis di sekitar pondok pesantren sebanyak 8.000 pohon jati.
Pagi harinya, hal yang sama di lakukan di pondok pesantren Al-Hamidi Palengaan Pamekasan, yakni memberikan 6 ribu pohon jati dan 2 ribu mahoni.(*)