Ankara (ANTARA News) - Sekitar 4.300 warga Suriah telah melarikan diri dari penumpasan terhadap demonstran pro-demokrasi dan sekarang tinggal di kam-kamp di Turki selatan, kantor berita Anatolia melaporkan, Sabtu.
Ratusan orang telah melarikan diri dalam 24 jam terakhir, kata kantor berita itu, mengutip sumber-sumber setempat.
Kebanyakan mereka itu datang dari Jisr al-Shugur, sebuah kota di Suriah baratlaut 40 kilometer dari perbatasan Turki yang merupakan tempat pergolakan terakhir dalam demonstrasi anti-rezim di Suriah.
Pada Jumat, televisi Suriah mengatakan militer terpaksa campur tangan karena "kelompok-kelompok bersenjata" diduga telah melakukan kekejaman di kota itu.
Puluhan lagi warga Suriah menunggu di daerah yang tak didiami untuk masuk Turki, stasiun televisi berita NTV melaporkan.
Setelah melintasi perbatasan itu, para pengungsi dikawal oleh polisi Turki ke rumah sakit daerah atau ke satu dari tiga desa tenda sementara di Jayladagi, di provinsi Hatay, Turki.
Sekitar 60 orang telah dirawat di rumah sakit sejauh ini, kata kantor berita itu.
Pemerintah telah mendirikan sebuah rumah sakit lapangan di Yagladagi untuk memberikan perawatan darurat, dengan sekitar 40 tempat tidur, di empat tenda. Sebuah laboratorium yang dapat dipindah-pindahkan dengan peralatan yang mencakup mesin X-ray sedang dalam perjalanannya, Anatolia melaporkan.
Bulan Sabit Merah Turki telah mulai membangun kamp lagi di bagian timurlaut Jayladagi, di Altinozu dan Boynuyogun, yang mampu menampung 4.000 dan 5.000 orang masing-masing, sebagai antisipasi terhadap pengungsi lagi yang akan datang karena konflik di Suriah terus berlanjut.
Pejabat kementerian luar negeri Turki Halit Cevik menolak memperkirakan jumlah pengunsi Suriah yang mungkin akan melintasi perbatasan dalam beberapa hari mendatang.
"Turki telah melakukan setiap upaya untuk menyambut pengungsi Suriah," kata Cevik pada wartawan setelah meninjau kamp-kamp itu.
Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan, seorang teman pribadi Presiden Suriah Bashar al-Assad, Jumat mengatakan bahwa tentara Suriah "tidak berperilaku penyayang".
Ia menyatakan tindakan keras di Jisr al-Shugur "tidak dapat diterima", dan mengecam perlakuan terhadap mayat wanita yang dibunuh oleh pasukan keamanan Suriah sebagai "kejam", kata Anatolia. (S008/AK/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011