"Setiap darah yang masuk harus melalui pemeriksaan, kalau diketahui ada yang tercemar penyakit tidak akan digunakan dan dimusnahkan," kata Direktur Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Kota Semarang, dr. Rini Astuti, di Semarang, Sabtu.
Usai "Pemberian Penghargaan Kepada Koordinator Donor Darah Berprestasi 2010" di Kantor UTD PMI Semarang, ia menyebutkan, selama 2010 mampu menghimpun sebanyak 50.342 kantong darah sedangkan 1.179 kantong darah diketahui tercemar penyakit.
"Dari 1.179 kantong darah yang tercemar itu, terdiri atas 643 kantong tercemar hepatitis B, 159 kantong tercemar hepatitis C, 275 kantong tercemar sifilis, dan 102 kantong diketahui tercemar HIV," katanya.
Akan tetapi, kata dia, jumlah darah yang tercemar virus HIV memang tidak mesti sama dengan jumlah penderita, sebab satu orang yang sudah terjangkit virus itu bisa saja melakukan donor darah lebih dari satu kali.
"Jadi, misalnya dalam satu tahun ditemukan 102 kantong darah tercemar HIV, belum tentu ada penderita HIV sebanyak itu. Sebab, ada kemungkinan satu atau dua orang melakukan kegiatan donor darah lebih dari sekali," katanya.
Pihaknya selalu melayangkan surat pemberitahuan jika ada donor yang diketahui darahnya berpenyakit, karena bisa jadi mereka tidak menyadari telah terkena penyakit-penyakit tersebut, termasuk HIV.
"Kami memang merahasiakan indikasi penyakit yang terdeteksi dalam darah hasil donor itu. Kami coba lakukan pemberitahuan langsung dengan datang ke sini, namun ada juga pemberitahuan yang tidak ditanggapi," katanya.
Untuk darah-darah yang diketahui tercemar penyakit, Rini mengatakan akan dimusnahkan dengan cara dibakar dalam tempat sampah khusus medis.
Terkait dengan hal itu, PMI Kota Semarang bekerja sama dengan RSUP dr. Kariadi Semarang.
Ditanya persediaan darah PMI Kota Semarang, ia menyebutkan, setiap bulan mampu mengumpulkan rata-rata 4.500 kantong darah, dan potensi temuan darah tercemar sekitar 1,5 persen dari darah yang berhasil dihimpun.
"Untuk kebutuhan darah melalui PMI Kota Semarang, berkisar 200-300 kantong darah per hari, namun tidak hanya untuk wilayah Kota Semarang, melainkan sampai ke Grobogan, Pati, Kendal, Demak, bahkan kadang sampai ke Tegal," kata Rini. (ANT/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011