"Saya melihat orang-orang yang berpakaian serba hitam dan berkacamata yang semuanya membawa senjata laras panjang itu juga menyita sebuah laptop, telepon genggam, plastik berisi kabel dan pipa paralon serta sebuah wajan yang di tengahnya berlubang dari rumah Juardi," ungkap salah seorang warga, Sujiono yang mengaku menyaksikan penangkapan kedua terduga teroris tersebut, Minggu dinihari.
Saat penangkapan kata Sujiono, tidak terdengar adanya suara tembakan.
Namun, warga sekitar sangat terkejut melihat kedatangan puluhan orang yang mengenakan rompi anti peluru dan membawa senjata laras panjang.
"Mereka menggunakan tiga mobil dan saat turun dari mobil, orang-orang dengan pakaian serba hitam dan menggunakan kacamata gelap itu langsung berpencar dan mengelilingi rumah Juardi. Kami kemudian diminta menjauh sehingga suasana saat itu sangat tegang karena baru kali ini kami melihat langsung Densus 88. Tidak terdengar suara tembakan tapi Faisal terlihat sempat melawan saat akan dinaikkan ke mobil," ungkap Sujiono.
Warga lainnya, Jamilah yang rumahnya persis berada disamping rumah Juardi, mengaku sangat terkejut melihat kedatangan puluhan orang sambil membawa senjata larang panjang tersebut.
"Saya sempat stres karena biasanya saya hanya melihat di televisi dan baru saat ini melihat Densus 88," katanya.
Rumah yang digrebek Densus 88 tersebut kata Jamilah merupakan rumah milik Juardi yang selama ini dikenal sebagai tempat penggilingan daging.
"Selama ini Juardi berjualan bakso dan rumahnya juga digunakan sebagai tempat penggilingan daging. Kami, hanya tahu, Faisal mengontrak dan juga membantu Juardi menjual pentol," katanya.
"Faisal kerap keluar rumah saat akan shalat sementara istrinya menggunakan cadar dan hanya keluar saat berbelanja," kata Jamilah.
Warga mengaku tidak mengetahui secara pasti hubungan antara Juardi dan Faisal.
"Setahu kami, Faisal hanya ngontrak di rumah Juardi dan kami tidak tahu apakah ada hubungan keluarga diantara mereka. Tapi, keduanya memang memiliki penampilan yang sama dan lebih banyak mengenakan sarung," ungkap warga lainnya, Sismadi.
Dari pantauan hingga Minggu dinihari, rumah Juardi yang terletak di Jalan Mulawarman No. 17 RT. 9 RW. 4 Desa Loa Duri Kecamatan Loajanan, terlihat gelap dan pintunya tertutup.
Pada bagian depan rumah berbentuk toko tersebut terdapat papan bertuliskan "Penggilingan Daging Wahyu."
Sementara, dua terduga teroris itu masih menjalani pemeriksaan intensif di Polsek Loajanan.
Menurut salah seorang sumber di kepolisian yang tidak ingin disebutkan jati dirinya, kedua terduga teroris itu akan langsung dibawa ke Jakarta pada Minggu pagi.
"Keduanya menjalani pemeriksaan di ruangan berbeda," kata seorang anggota Polsek Loajanan. (ANT/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011