Medan (ANTARA News) - Air pasang atau rob, Sabtu, kembali menggenangi sejumlah badan jalan, pemukiman penduduk dan pergudangan di pesisir Belawan Medan, sehingga mengganggu aktifitas warga setempat dan arus kendaraan truk yang hendak keluar dan masuk ke kawasan pelabuhan terbesar di Sumatera Utara itu.

Pantauan ANTARA, air pasang dengan ketinggian hingga 20 centimeter yang melanda sebagian wilayah Medan utara itu terjadi mulai sekitar 13.00 WIB dan berangsur surut menjelang petang.

Kawasan di Belawan yang cukup parah dilanda banjir rob tersebut, di antaranya sebagian Kelurahan Bagan Deli, Kelurahan Belawan Bahari I, Kampung Kurnia dan Sicanang.

Air banjir juga merendam sejumlah badan jalan raya di sebagian kawasan inti Kota Belawan, sehingga banyak pengemudi kendaraan bermotor terpaksa harus berjalan lamban saat melintas di sekitar lokasi banjir.

Tokoh masyarakat nelayan Belawan, Azhar Ong ketika dikonfirmasi seputar musibah banjir tersebut, mengatakan bahwa wilayahnya hingga kini masih sulit keluar dari ancaman banjir bilamana sejumlah drainase tidak diperbaiki secara maksimal.

Selain itu, kawasan hutan mangrove atau bakau di pesisir Belawan yang dewasa ini semakin kritis harus segera direboisasi guna meminimalisir hantaman ombak dan air pasang.

Mantan Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Medan itu juga membenarkan pihaknya bersama segenap elemen masyarakat pesisir Medan utara belum lama ini turut melaksanakan reboisasi di Belawan dan sekitarnya.

Namun, lanjut dia, program reboisasi yang mendapat dukungan dari Pemkot Medan tersebut masih belum bisa terealisasi sesuai dengan sasaran karena sebagian besar wilayah pesisir Belawan saat ini telah direklamasi dan berubah fungsi menjadi lokasi depo penumpukan peti kemas dan pergudangan.

"Masalah banjir rob hampir setiap bulan melanda Belawan dan sering dikeluhkan oleh warga, tetapi hingga sekarang ini belum juga ada upaya penanganan secara maksimal dari instansi pemerintah terkait," ujar Azhar. (JRD/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011