Baghdad (ANTARA News/AFP) - Kekerasan di utara Baghdad pada Sabtu menewaskan sembilan orang, termasuk lima anggota keluarga Arab Sunni yang dibunuh dinihari, kata pihak keamanan Irak dan para petugas medis.
Serangan-serangan itu terjadi hanya beberapa bulan sebelum semua tentara Amerika Serikat harus menarik diri dari negeri itu, dengan para pejabat Amerika menekan kepada rekan-rekan mereka di Baghdad untuk memutuskan agar mereka menginginkan kehadiran militer AS diperpanjang.
Dalam serangan paling mematikan Sabtu, seorang guru sekolah dasar dan keluarganya ditembak mati di dalam rumah mereka di desa Al-Yaelam, dekat kota Al-masam di provinsi Salaheddin.
"Dua orang bersenjata menyerbu rumah Yunis Hassan Salman setelah tengah malam dan mereka membunuhnya, istrinya, dua orang putra serta putri mereka sebelum kabur," kata Letnan Satu tentara Irak yang minta tak disebut namanya.
Seorang dokter di rumah sakit utama ibu kota provinsi Tikrit mengkonfirmasi jumlah korban itu, dan mengatakan semua korban telah meninggal akibat luka tembak.
Hal itu tidak segera jelas mengapa keluarga tersebut menjadi sasaran.
Provinsi Salaheddin yang sebagian berpenduduk Arab Sunni adalah medan pertempuran penting dalam pemberontakan menyusul invasi tentara asing pimpinan Amerika tahun 2003 yang menggulingkan rezim Saddam
Hussein.
Di utara kota utama Mosul, empat orang tewas dan 55 lainnya
terluka dalam dua ledakan yang tampaknya terkoordinasi dekat kediaman resmi gubernur propinsi itu.
Seorang pejabat polisi mengatakan, dua ledakan disebabkan oleh bom pinggir jalan diikuti oleh ledakan sebuah mobil berisi bahan peledak yang diparkir sepanjang jalan yang membatasi restoran-restoran yang sering dikunjungi oleh petugas keamanan, sementara seorang perwira militer mengatakan ada dua bom mobil.
Seorang kapten polisi di Mosul dan seorang dokter di rumah sakit utama kota itu mengatakan jumlah korban empat orang tewas dan 55 lainnya terluka.
Sekitar 45.000 tentara AS masih ditempatkan di Irak, terutama bertugas untuk pelatihan dan meNdidik mitra domestik mereka.
Semua tentara Amerika harus meninggalkan negara tersebut pada akhir tahun, menurut ketentuan pakta keamanan.
Kekerasan menurun tajam di seluruh Irak sejak puncaknya pada tahun 2006 dan 2007, meskipun masih sering terjadi serangan-serangan.
Sebanyak 177 warga Irak tewas sebagai akibat kekerasan pada Mei, menurut angka resmi.(*)
(Uu.H-AK/B002)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011