"Karena ada nuansa KKN berwujud `mark up` sebesar 3,5 juta dolar AS per pesawat," katanya di Jakarta, Sabtu, dalam suatu diskusi terbatas yang digelar Forum "Indonesian Press Online Services" (IPOS).
Ia juga mendesak anggota DPR RI di komisi terkait untuk tidak hanya fokus pada kasus M Nazaruddin atau yang lainnya sebagai produk pengalihan isu.
"Sebagian dari mereka berilah perhatian serius sama proses pembelian pesawat itu. Karena disinyalir ada suami seorang pejabat terlibat di dalamnya," ungkapnya.
Hatta Taliwang menunjuk adanya dugaan penggelembungan harga sebesar 15 juta dolar AS per pesawat. Berarti, jika 15 unit selisih harganya akan mencapai sekitar Rp500 miliar yang kemudian menjadi keuntungan para broker.
"Ini jangan didiamkan. Supaya `fair`, teman-teman di DPR RI mendesak BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) untuk melakukan audit investigasi terhadap proses pembelian pesawat tersebut. Ini negara jangan ditipu-tipu oleh broker," tegasnya.
(M036/R014)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011