"Membiarkan percontekan, berarti menumbuhsuburkan ketidakjujuran. Ini akan mengakibatkan negara kita tidak bermartabat," tegasnya di Jakarta, Sabtu, dalam suatu perbincangan khusus yang disiarkan melalui sebuah media.
Menurut Arif, buat apa mengejar angka kelulusan tinggi, jika kualitas kejujuran diabaikan.
"Karena itu, saya setuju dengan penangkapan dan pemecatan terhadap tenaga pendidik (guru) akibat ulahnya membantu aktivitas percontekan selama pelaksanaan ujian," tandasnya.
Baginya, masyarakat boleh-boleh saja memberi atensi berwujud keprihatinan, tetapi jangan sekali-kali membela hal-hal yang tidak jujur.
"Ini harus diproses hukum dan diadili dengan seadil-adilnya. Sekali lagi, jangan biarkan anak didik kita dan generasi masa depan bangsa ini tidak bermartabat," pungkas Arif Rahman.
(M036/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011