Hasaka (ANTARA News) - Para tetua suku di Suriah, Jumat (10/6), menegaskan semua suku terdiri atas orang yang kesatria , bermartabat dan terhormat, sehingga mereka takkan terseret ke dalam tindakan yang membahayakan Suriah.
Di dalam satu wawancara dengan TV Suriah, Sheikh Ali Jassem al-Azel, tetua suku al-Maamra di gubernuran Hasaka, mengatakan semua suku di Hasaka mendukung negara dan takkan menanggapi seruan kelompok kriminal dari luar negeri.
Ia menyatakan nama yang diberikan oleh oposisi ke masing-masing konstituante pada Jumat "memancing di air keruh".
Al-Azel mengatakan pembaruan dan pembangunan dicapai melalui cara damai, bukan pembunuhan dan pengrusakan.
Presiden Bashar al-Assad merintis banyak pembaruan dan pemerintah serta para pemimpin harus diberi waktu untuk melanjutkan semua itu, kata al-Azel, sebagaimana dilaporkan SANA, dikutip Xinhua-OANA, yang dipantau ANTARA di Jakarta, Sabtu.
Ia menyimpulkan dengan menyatakan kehidupan di Hasaka normal kecuali kurang dari 200 ratus orang yang berkumpul dan mengulangi slogan yang menyerukan pembaruan berjalan sejauh 200 meter lalu membubarkan diri.
Di dalam pernyataan serupa, tetua suku as-Sabkha dan Busubae, Sheikh Abdulmohsen ar-Rakan mengatakan mayoritas tetua suku di gubernuran Raqqa dan gubernuran Suriah timur sepakat untuk menetapkan Jumat (20/6) sebagai "Jumat pertanda baik dan kesetiaan kepada negara" sebab mereka percaya Suriah berada di garis merah.
Ar-Rakan mengatakan semua warga Suriah harus melindungi negeri mereka dan mereka tak boleh membiarkan seorang pun melaksanakan agenda asing untuk berbicara atas nama mereka. Ia mengulangi sikap tegas para tetua suku dan kepatuhan kepada Suriah serta kestabilannya.
Pada hari yang sama, jaringan televisi satelit al-Jazeera dengan mengutip keterangan pegiat hak asasi manusia melaporkan 30 orang di seluruh Suriah tewas ketika ratusan pemrotes turun ke jalan di berbagai kota besar dalam apa yang disebut "Jumat suku".
Ribuan pemrotes pada Jumat turun ke jalan di berbagai kota besar di Suriah, termasuk di pinggir ibu kota negeri itu, Damaskus, kota Homs di bagian tengah, kota kecil al-Boukamal di bagian timur-laut dan Deir az-Zahour, kata al-Jazeera.
Namun SANA melaporkan demonstrasi itu, yang diselenggarakan setelah Shalat Jumat di beberapa kota besar, membubarkan diri secara damai tak lama setelah dimulai. (C003/A011/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011