Balikpapan (ANTARA) - PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) menargetkan pengeboran sebanyak 17 sumur pada 2022.
“Bagian dari eksplorasi 900 sumur migas di seluruh Indonesia,” kata Wakil Ketua Satuan Kerja Khusus (SKK) PHKT Fatar Yani Abdurrahman, Selasa.
Pengeboran ke-17 sumur itu juga bagian dari operasi pengeboran yang dicanangkan SKK Migas, sebagai langkah untuk mewujudkan target produksi sejuta barel minyak per hari di tahun 2030.
Sebagai awal, PHKT sudah kembali mengaktifkan Lapangan Sapi di Samboja, 75 kilometer (km) utara Balikpapan.
“Bahkan kami berhasil satu setengah tahun lebih cepat dari target awal yang semula diperhitungkan selesai dan beroperasi lagi pada kuartal kedua 2023,” kata General Manager PHKT Raam Krisna.
Baca juga: SKK Migas yakin Rokan kembali jadi produsen minyak terbesar di 2022
Lapangan Gas Sapi ini diharapkan bisa menyumbang hingga 30 juta kaki kubik gas per hari pada masa puncak produksinya di tahun mendatang. Saat ini produksi dimulai pada 8 juta kaki kubik per hari.
Menurut Raam, produksi dari Lapangan Sapi tersebut juga diharapkan setidaknya menyumbang 80 persen produksi gas PHKT di 2022.
“Juga perwujudan kerja sama, sinergi, antaranak perusahaan Pertamina Hulu Indonesia,” kata Raam.
Baca juga: Kementerian ESDM bina penambang sumur minyak ilegal
Pengalaman atau teknologi PHKT saat mengerjakan Lapangan Sapi, misalnya, dapat dibagi kepada Pertamina Hulu lainnya yang mungkin menghadapi kondisi lapangan yang serupa.
Saat PHKT mengambilalih Wilayah Kerja Kalimantan Timur-Attaka di September 2018, wilayah kerja itu terdiri dari 15 lapangan, yaitu Attaka, Melangin, Kerindingan, Serang, Sapi, Santan, Sepinggan, Sedandang, Seguni, Sejadi, Yakin, Mahoni, Bangkirai, Seturian dan Pantai.
Saat itu produksi berupa 13.220 barel minyak per hari dan gas sebanyak 69,44 juta kaki kubik per hari.
Indonesia menargetkan mampu mencapai produksi sejuta barel minyak dan gas pada 2030 mendatang. Satu upaya yang dilakukan adalah mengaktifkan kembali sumur-sumur yang sempat berhenti beroperasi karena berbagai sebab.
Pewarta: Novi Abdi
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2022