Padang (ANTARA News) - PT Pertamina merencanakan konversi minyak tanah ke gas elpiji ukuran tiga kilogram untuk konsumen rumah tangga di Padang dilakukan akhir 2011 atau awal 2012, karena belum ada lokasi pengisian elpiji tiga kilogram di daerah ini.
Rencana tersebut dikatakan Sale Area Manager Elpiji Riau-Sumbar PT Pertamina, Nyoman S setelah rapat kerja dengan Komisi II DPRD Padang di Padang, Jumat.
Untuk itu, pihak Pertamina harus mendatangkan peralatan tersebut ke Dumai Riau dan memasangnya di Sumatera Barat (Sumbar) khususnya untuk mendukung program konversi minyak tanah ke gas elpiji ukuran tiga kilogram tersebut.
Menurut dia, diperkirakan untuk konversi ke gas elpiji tiga kilogram di Padang nanti dibutuhkan gas mencapai 700 hingga 800 ton per hari, jauh lebih tinggi dari kebutuhan di Pekanbaru Riau yang hanya 300 ton per hari.
Angka kebutuhan itu didasarkan pada data Kartu Keluarga (KK) masyarakat yang menginginkan gas elpiji untuk kebutuhannya.
Pertamina mengasumsikan saat ini jumlah masyarakat menggunakan gas elpiji sekitar 60 persen dan sisa menggunakan minyak tanah dan bahan bakar lainnya.
Namun untuk memastikan berapa jumlah kebutuhan dan pengguna gas elpiji untuk program konversi minyak tanah di Padang akan dilakukan pendataan kembali oleh Dirjen Gas, tambahnya.
Menanggapi rencana konversi ke gas elpiji tiga kilogram di Padang ini, anggota Komisi II membidangi perekonomian DPRD Padang, Z Panji Alam mengharapkan pihak PT Pertamina melakukannya tanpa keraguan.
Jangan ragu lakukan konversi, karena selama ini minyak tanah sering langka di daerah ini selum konversi dilakukan, katanya.
Selain itu, hal lebih penting dilakukan Pertamina adalah sosialisasi penggunaan gas elpji tiga kilogram kepada masyarakat, karena belum semua orang mengetahui penggunaan bahan bakar itu secara aman, tambahnya.
Dengan sosialisasi yang rutin diharapkan dampak dari kesalahan penggunaan gas elpiji seperti kebakaran bisa dihindari dan masyarakat paham untuk mengantisipasinya, katanya. (H014/K005/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011