Beijing (ANTARA News) - Hujan deras di dua provinsi di China tengah yang dilanda kekeringan telah memicu longsor dan merobohkan rumah-rumah, menewaskan sedikitnya 34 orang dan menyebabkan 33 orang yang lain hilang, media negara melaporkan, Jumat.
Jumlah orang yang dievakuasi dari kota Xianning di provinsi Hubei meningkat menjadi 100.000 orang pada Jumat malam, dengan ribuan orang masih terdampar, kata kantor berita resmi China Xinhua.
Hujan sangat deras mulai Kamis malam, menimbulkan longsor dan menghancurkan tanggul sungai di sejumlah bagian kota itu. Air banjir mencapai kedalaman lebih dari dua meter dan 20 orang dilaporkan tewas.
Di kota Linxiang dan Yueyang di provinsi Hunan yang berdekatan, korban tewas meningkat menjadi 19 orang pada Jumat malam, dengan 28 orang lain masih hilang, kata Xinhua.
Kedua provinsi itu termasuk di antara yang paling buruk dilanda oleh kekeringan berat dalam beberapa bulan belakangan ini yang menghantam jutaan hektar tanah pertanian di China tengah dan selatan bersama dengan bagian tengah dan wilayah yang lebih rendah mencapai sungai Yangtze.
Pada akhir pekan, badai tropis diramalkan akan melanda dua provini yang lain, Xinhua menambahkan.
Badan Metereologi China mengatakan dalam sebuah pernyataan di laman Internetnya bahwa badai itu, Sarika, diperkirakan akan melakukan pendaratan dekat kota Shantou di Guangdong di China timurlaut, kemudian menuju ke utara ke arah Fujian. Badai itu mungkin juga akan memperngaruhi pelayaran penting di Selat Taiwan, kata laporan tersebut.
Musim kekeringan telah merusak hasil panen dan meningkatkan kekurangan listrik karena putusnya pembangkitan listrik dari bendungan, yang menambah dampak langsung pada hampir tiga tahun inflasi konsumen yang tinggi.
Tapi musim kering telah berakhir pada akhir pekan lalu dengan hujan yang telah menimbulkan banjir yang mematikan. Sejauh ini banjir itu telah menewaskan hampir 100 orang di 12 provinsi di negara itu.
Di provinsi Jiangxi di China timur, 1.200 orang masih terdampar akibat banjir setelah hujan deras turun di bagian utara provinsi itu pada Kamis, kata China News Sevice dalam laporan terpisah, demikian Reuters melaporkan. (S008/M014/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011