Surabaya (ANTARA News) - Delegasi Korea Utara dan delegasi Korea Selatan saling bersikukuh dengan pendapatnya masing-masing sehingga sidang para pejabat senior ASEAN Regional Forum (ARF) di Surabaya, Jumat, tidak mengalami kemajuan berarti terkait krisis di Semenanjung Korea.
"Korut membantah dianggap sebagai pihak yang bersalah dalam penyerangan Yeonpyeong. Mereka menyerang karena diprovokasi Korsel," kata Direktur Politik dan Keamanan Ditjen Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri, Ade Padmo Sarwono, yang mengikuti perdebatan antarkedua negara bertikai itu.
Menurut dia, Korut juga membantah armada lautnya menembaki kapal-kapal Angkatan Laut Korsel. "Korut juga merasa tidak melakukan pengayaan uranium seperti yang dituduhkan Korsel," kata delegasi Indonesia sebagai Ketua ASEAN itu.
Sementara itu, Korsel sendiri menyatakan bahwa pihaknya memiliki bukti-bukti kuat atas berbagai tindakan yang dilakukan rivalnya tersebut.
Ade menambahkan bahwa kedua pihak tersebut juga berselisih paham soal rencana dialog di antara mereka. "Korut menganggap pihaknya telah berinisiatif memulai dialog, namun Korsel tidak menanggapinya karena tidak ada kejujuran dari Korut dalam setiap dialog," katanya.
Sementara itu, Direktur Jenderal ASEAN Kemlu, Djauhari Oratmangun, melihat pertemuan ARF merupakan momen positif dalam membangun kepercayaan di antara 27 negara peserta.
"Dalam pertemuan itu masing-masing delegasi memang bertahan pada posisinya. Hal itu wajar. Kami justru melihat tercipta aura positif dalam forum ini," katanya.
Menurut dia, aura positif itu terlihat dari inisiatif delegasi Korut yang menghampiri delegasi Kosel dan AS, bahkan mereka terlihat sangat akrab.
"Ini merupakan iklim positif dan sangat penting untuk mempersiapkan tingkat pertemuan yang lebih tinggi di Bali pada bulan Juli mendatang," kata Djauhari.
Dalam pertemuan tersebut, delegasi Vietnam sempat mengungkapkan adanya patroli oleh kapal AS di Laut China Selatan yang disengketakan empat negara ASEAN dan China.
"Namun, hal itu tidak mendapatkan tanggapan dari delegasi lainnya, kecuali beberapa delegasi yang menyatakan persoalan di Laut China Selatan diselesaikan secara damai. Apalagi ARF menyepakati adanya konsep `maritime security` dan `disaster management`," kata Ade.(*)
(T.M038/E011)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011