Kepala BPS Provinsi Bengkulu Win Rizal mengatakan jika dibandingkan dengan 2017, Indeks Kebahagiaan Provinsi Bengkulu turun sekitar 0,18 persen.
"Penilaian Indeks Kebahagiaan tidak dinilai dari segi ekonomi, jika ekonomi bagus belum tentu menggambarkan kenyamanan dan kebahagiaan seseorang," kata Rizal di Bengkulu, Selasa.
Baca juga: Khofifah komitmen tingkatkan indeks kebahagiaan masyarakat Jatim
Baca juga: Kementerian ESDM: Pemakaian EBT tingkatkan indeks kebahagiaan
Dengan adanya pandemi COVID-19, rata-rata Indeks Kebahagiaan seluruh provinsi di Indonesia menurun jika dibandingkan pada 2017.
Turunnya Indeks Kebahagiaan di Indonesia khususnya Provinsi Bengkulu karena pikiran dan perasaan masyarakat di penuhi dengan rasa khawatir terhadap keberadaan COVID-19.
Rasa kekhawatiran terhadap pandemi COVID-19 akhirnya merambat terhadap pendidikan, pekerjaan, pelayanan kesehatan dan lainnya.
"Sebenarnya angka Bengkulu tidak terlalu jauh, 69,84 persen, dan indeks kebahagiaan tertinggi 76,34 persen yaitu di Provinsi Maluku Utara," ujarnya.
Berikut lima wilayah di Indonesia dengan Indeks Kebahagiaan tertinggi yaitu Provinsi Maluku Utara 76,34 persen, Provinsi Kalimantan Utara 76,33 persen, Provinsi Maluku 76,28 persen, Provinsi Jambi 75,17 persen dan Sulawesi Utara 74,96 persen.
Serta daerah dengan indeks kebahagiaan terendah yaitu Provinsi Jawa Barat 70,23 persen, Provinsi Nusa Tenggara Barat 69,98 persen, Provinsi Papua 69,87 persen, Provinsi Bengkulu 69,74 persen dan terendah yaitu Provinsi Banten 68,08 persen.*
Baca juga: Finlandia paling bahagia, AS dilanda ketidakpuasan
Baca juga: BPS: semakin berusia lanjut masyarakat Sulut makin kurang bahagia
Pewarta: Anggi Mayasari
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022