Saya diajarkan oleh kiai-kiai dan ustadz bahwa hormat kepada bendera Merah Putih adalah bentuk cinta tanah air, cinta tanah air adalah ibadah.
Jakarta(ANTARA News) - Wakil Ketua DPR RI Priyo Budi Santoso mengaku dirinya prihatinkarena masih ada sekolah dan stasiun radio yang tidak menghormatisimbol-simbol negara, seperti tidak mau hormat kepada bendera MerahPutih dan menyiarkan lagu Indonesia Raya.
"Ini salah kaprah, karena hormat kepada bendera Merah Putih bukansyirik. Kok masih ada sisa persoalan yang belum terselesaikan, kenapatidak mau hormat. Ini sungguh memprihatinkan," kata Priyo di Gedung DPRRI, Jakarta, Jumat.
Menurut Priyo, dalam agama hormat kepada bendera Merah Putih adalah sebuah ibadah.
"Sayadiajarkan oleh kiai-kiai dan ustadz bahwa hormat kepada bendera MerahPutih adalah bentuk cinta tanah air, cinta tanah air adalah ibadah,"kata Priyo.
Oleh karena itu, ia meminta kepada Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas)dan Kementerian Agama (Kemag) untuk mengusut adanya sekolah yang tidak maumenghormati bendera Merah Putih.
"Kemdiknas dan Kemag harussegera lakukan pengecekan dan pembinaan terhadap sekolah tersebut.Harus dibina, silahkan kalau Kemendiknas menutup sekolah tersebut,kalau tidak mau dibina dan anak didik diselamatkan,"katanya.
Ia juga menyatakan keprihatinannya atas lagu Indonesia Raya yangdianggap oleh Radio Komunitas Ibnul Qoyyim di Balikpapan, KalimantanTimur.
"Saya prihatin ada lagu kebangsaan ditolak. KementerianKomunikasi dan Informatika harus segera melakukan pengecekan dan kalauitu memang benar, sungguh sangat memprihatinkan. Segera cabut saja frekuensi siaran radiotersebut," kata Priyo.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, dua sekolah di KabupatenKaranganyar, Jawa Tengah, tidak mau hormat kepada bendera Merah Putih. Dua sekolah itu adalah Yayasan Perguruan Islam Al Irsyad Al Islamiyah Tawangmangu dan SDIST Al Albani Matesih.
Sementara komunitas Ibnul Qoyyim di Balikpapan, Kalimantan Timur, menolak menyiarkan lagu Indonesia Raya di radionya. (zul)
(ANTARA)
Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011