Astana (ANTARA News/RIA Novosti) - Majelis tinggi parlemen Kazakhstan, Kamis (9/6), menolak rancangan undang-undang (RUU) mengirim pasukan untuk bertempur dalam misi NATO di Afghanistan.
Majelis rendah parlemen Kazkhstan, Majilis, menyetujui pada 18 Mei lalu RUU untuk mengirim pasukan Kazakhstan ke negara yang dilanda perang di Asia Tengah selatan itu untuk jangka waktu minimal enam bulan.
"Namun Komite Urusan Internasional, Pertahanan, dan Keamanan telah menolak RUU yang diusulkan dan dikembalikan kepada Majelis," kata anggota parlemen Mukhtar Altynbayev.
Beberapa hari setelah disetujui Majelis, Taliban mengeluarkan pernyataan peringatan kepada Kazakhstan bahwa keputusan untuk mengirim tentara ke Afghanistan akan memiliki "implikasi yang kuat."
Kementerian Luar Negeri Kazakh bereaksi dengan mengatakan bahwa ia berencana untuk mengirim hanya empat petugas staf Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF).
Kementerian itu juga mencatat bahwa enam negara yang berpartisipasi dalam misi internasional adalah 57 negara anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI).
Sejalan dengan konstitusi Kazakh, kedua majelis parlemen harus setuju untuk mengirim pasukan untuk operasi militer asing.
Koalisi pimpinan Amerika itu telah memerangi gerilyawan Taliban di Afghanistan sejak 2001, namun serangan terhadap pasukan asing dan Afganistan, polisi, dan warga sipil masih sering terjadi, sebagian besar terjadi di wilayah selatan yang bergolak.
Pasukan AS dijadwalkan untuk mulai menarik diri dari Afghanistan pada Juli 2011, diikuti oleh kontingen lain yang terlibat dalam ISAF.
Tanggung jawab untuk keamanan secara bertahap akan diserahkan kepada militer dan pasukan keamanan Afghanistan.
(T.H-AK/C/H-AK/A023) (*)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011