"Kita akan buat infrastruktur yang mampu mempercepat pengiriman barang industri ke berbagai tempat untuk meningkatkan investasi ataupun menggaet investor baru dengan tersedianya kemudahan akses transportasi," kata Dirjen Bina Marga Kementrian PU, Djoko Maryanto, di sela kunjungan ke jalan layang itu, Kamis.
Djoko yang ditemani Dirjen Perhubungan Darat Kementrian Perhubungan, Suroyo Alimoeso, menegaskan bila menggunakan jalur konvensional sekarang, truk barang harus berputar-putar untuk bisa sampai ke pintu tol dari kawasan industri di Cikarang Selatan itu.
Pembuatan akses tol itu terlaksana setelah kementrian berembuk dengan pemangku kebijakan lain untuk membuat infrastruktur yang diperlukan oleh pelaku industri. Persoalan yang dihadapi dalam pembangunan jalan layang ini tidak terkait masalah konstruksi tapi berupa pembebasan lahan.
"Untuk lahan kita serahkan ke Pemkab Bekasi untuk tanah yang masih belum beres ganti ruginya," ujar Djoko.
Jembatan layang sepanjang seratusan meter itu untuk bentangannya sudah selesai dan pekerjaan lain yang akan dilakukan adalah manuver untuk memutar menuju pintu tol.
Semula jembatan layang itu ditargetkan selesai pada 2014, namun dengan sudah selesainya sebagian konstruksi diharapkan pada 2012 sudah bisa dioperasikan.
Dalam safari ke jalur Pantura, Dirjen juga berkunjung ke jembatan layang di Pasar Gebang, Cirebon, Jawa Barat, yang biasa menjadi sumber kemacetan akibat pasar tradisional yang tumpah dengan ramainya aktivitas warga berbelanja.
Di jalur itu, arus lalulintas pada saat arus mudik Idul Fitri mengalami kemacetan panjang. Namun dengan pembangunan jembatan layang, kemacetan itu diharapkan sudah bisa diatasi.
Jembatan layang dibangun sepanjang 382 meter dengan dana Rp108 miliar melewati sungai Ciberet dari pinjaman Jepang sudah selesai dan kini bisa dinikmati warga tanpa harus membayar.
"Kita juga menaikkan dua jembatan yang menjadi sasaran lewat pemudik saat Idul Fitri di bawah `flyover` yang baru dibangun serta satu unit lagi di samping kanannya setinggi satu setengah meter, sehingga perahu nelayan tidak perlu lagi menurunkan tiang layar untuk lewat seperti selama ini," ujarnya.
Dengan adanya enam lajur jembatan layang dan dua jembatan biasa lalulintas di jalur Pantura Cirebon tersebut menjadi enam arah dan daya tampung kendaraan perhari melebihi 20 ribu perhari.
Sebelumnya, pemerintah dalam mengatasi kemacetan parah terutama saat arus mudik lebaran Idul Fitri telah memindahkan pasar tersebut ke lokasi baru yang berjarak sekitar dua kilometer dari lokasi lama, namun pedagang membandel dengan tidak menempati pasar tersebut hingga solusi itu tidak membuahkan hasil.
Jalan layang dan peninggian dua jembatan itu menurut Djoko yang didampingi pejabat dari dua kementerian tersebut akan segera akan diresmikan.
"Pada awal Agustus 2011 jembatan yang dinaikkan itu diharapkan sudah selesai sehingga saat arus mudik tidak ada lagi kemacetan di Pasar Gebang," tegasnya. (M027/A027/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011