Haridwar, India (ANTARA News) - Bagi kebanyakan pengikut setianya, Swami Ramdev bukanlah juru kampanye antikorupsi, melainkan seorang guru yoga yang dikaruniai dengan kekuatan untuk menyembuhkan penyakit dan mengungkapkan jalan untuk cara hidup yang lebih baik.

Ramdev yang berbasis di ashram (padepokan) dekat kota suci Haridwar itu mendominasi politik nasional setelah aksi mogok makannya di Delhi demi memprotes korupsi, namun kemudian dipaksa polisi untuk mengakhirinya sebelum fajar hari Minggu lalu.

Sebelum penampilan terakhirnya di panggung politik yang menarik perhatian, dia sudah dikenal di seluruh India sebagai tokoh yoga utama yang nenarik jutaan pengikutnya melalui program televisi hariannya.

Kebanyakan, seperti mahasiswa pascasarjana Kajal Thakur, melakukan perjalanan ke ashram Ramdev untuk mengikuti rezimnya dan untuk hidup (setidaknya dalam jangka pendek) dalam kehidupan asrama umum dan makanan kantin yang sederhana.

"Saya menderita radang sendi parah saat remaja dan susah untuk pindah dari tempat tidur selama lima tahun, itu sangat menyakitkan. Saya mengonsumsi steroid dan berat badan saya meningkat," kata Thakur kepada AFP saat antri membeli obat-obatan herbal di toko apotek ashram.

"Semua yang bisa saya lakukan adalah berbaring di tempat tidur dan menonton televisi dan itulah kala saya menyaksikan siaran yoga Swami Ramdev."

Thakur yang kini tengah kurus, mengatakan sedang mengikuti gemblengan Ramdev dalam latihan pernafasan dan yoga selama enam bulan, dan akhirnya dia bisa berjalan kembali.

"Kelumpuhan sudah hilang," katanya.

"Dia bisa menyembuhkan apapun" adalah kalimat yang umum ditemui di kalangan pengunjung kompleks Ramdev yang luas, dan kesetiaan mereka sekarang dalam mendukung perjuangannya melawan korupsi bertambah dan menembus banyak aspek kehidupan orang India.

"Ajaran-ajaran yoga saya sudah membuat orang lebih sehat. Sekarang saya menanggulangi rasa sakit dalam korupsi, dan usaha-usaha saya akan membuat orang di negara ini lebih sejahtera," kata Ramdev kepada AFP.

Aksi mogok makannya di mana polisi mengeluarkan dia dan 50.000 pendukungnya dari tempat protes di Delhi sudah menciptakan dilema besar bagi pemerintah India di mana guru-guru spiritual Hindu diperlakukan dengan penuh hormat.

Jalan menuju Haridwar di mana sungai Gangga mengalir dari Himalaya, disesaki orang-orang yang bergabung dengan pertarungannya untuk mengembalikan semua "uang haram" - yang ditaruh di rekening-rekening bank asing yang kemudian digunakan untuk transaksi-transaksi haram.

Kekayaan Ramdev sendiri dibincangkan di mana-mana karena dia mengendalikan sejumlah badan amal di India, Nepal, Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada, dengan meraup penghasilan 11 miliar rupee (265 juta dolar AS) sejak 1995. Tetapi, bagi pengikutnya yang bersemangat dia sempurna.

Di ashram di mana Ramdev memulai mogok makan, para pengunjung dari seluruh negeri mendekatinya, menyentuh kakinya sebagai sikap hormat dan mencari berkahnya.

Subhendu Ranjan, arsitek berusia 37 tahun, melakukan perjalanan bersama bayi perempuannya dari kota Patna untuk melihat sang guru.

Sambil menunggu Ramdev datang ke podium di mana dia menggelar sidang, Ranjan mengatakan dia datang untuk secara pribadi menyampaikan rasa terima kasihnya kepada pria yang membantunya menurunkan tingkat gula darahnya.

"Dia seperti Dewa bagi saya, begitu tidak egois dan jujur," kata Ranjan sambil memeluk putrinya dengan kedua lengannya.

Kebanyakan pengunjung mengatakan mereka mulai mengikuti Ramdev saat beralih ke yoga tradisional dan penyembuhan pengobatan herbal untuk bantuan penyembuhan mereka yang acap sebagai tambatan terakhir ketika pengobatan modern tidak lagi manjur.

Anita, seorang guru dari Delhi, pertama mengunjungi ashram Maret lalu, setelah menderita penyakit keracunan makanan yang parah.

"Anak saya bergegas membawa saya ke sini karena antobiotik tidak membantu saya, sementara tekanan darah saya tetap turun. Anda tidak akan mempercayainya, tetapi setelah tiga hari di sini saya mampu melakukan yoga. Itu adalah keajaiban," katanya.

"Saya menaruh kepercayaan penuh kepadanya, dan untuk uangnya, apapun yang dia dapat, dia harus menggunakannya dengan baik, untuk membangun tempat ini dan menawarkan pengobatan gratis kepada begitu banyak orang miskin."

Seperti guru spiritual lainnya, Sai Baba yang kematiannya April tahun ini ditangisi para politisi kelas atas, pemain kriket, bintang Bollywood dan warga miskin, Ramdev menarik simpati dari si makmur sampai si miskin.

Penampilan hariannya di saluran televisi religius teratas India Aastha TV membantunya membangun diri seperti menyediakan bantuan kesehatan murah dan sesekali menggratiskan pengunjung sakit dan miskin di ashramnya.

"Ada banyak guru yoga di India tetapi hanya sedikit dari mereka yang menjangkau orang dengan caranya," kata Thakur pengikut setia Ramdev. "Tanpa bantuannya, saya tidak akan mampu berjalan seperti sekarang. Saya memberi tahu orang-orang, saya bukan penggemarnya, saya adalah contoh hidup dari kekuatannya." (*)

Nenny

Penerjemah:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011