Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menunda kunjungannya ke Myanmar dari jadwal semula pada akhir Januari menjadi pertengahan Februari 2006, demikian keterangan Departemen Luar Negeri RI. "Rencananya kan pada akhir bulan ini, Januari. Tetapi, karena kesibukan Bapak Presiden, maka kunjungan itu diundur ke pertengahan bulan Februari," kata Juru Bicara Deplu RI, Desra Percaya, ketika menjawab pertanyaan wartawan usai pelantikan pejabat eselon I oleh Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda, Senin. Menurut Desra, Pemerintah Myanmar sendiri telah menyatakan kesediaan untuk menerima kunjungan Presiden Yudhoyono. "Myanmar sudah oke, akhir minggu lalu Duta Besar Myanmar sudah menjumpai Pak Menlu, dan menyatakan kesediaan Myanmar untuk menerima Presiden," ujarnya. Desra mengatakan bahwa pemimpin Indonesia dan Myanmar akan membicarakan masalah bilateral menyangkut isu yang luas."Saya tidak berspekulasi apakah akan bertemu Suu Kyi atau tidak, tetapi setahu saya Presiden akan membicarakan masalah bilateral, itu kan luas sekali," katanya.Desra menjelaskan, kunjungan Presiden Yudhoyono ke Myanmar akan dikaitkan dengan kunjungan ke dua negara anggota ASEAN lainnya, yaitu Brunei Darussalam dan Kamboja. "Ini adalah bagian dari kunjungan Presiden yang selama ini sudah keenam negara ASEAN, tetapi ketiga negara itu belum. Jadi, nanti akan ke Brunei dulu, Kamboja, lalu Myanmar," ujarnya. Enam negara anggota ASEAN lainnya yang sudah pernah dikunjungi Yudhoyono setelah memangku jabatan sebagai Presiden RI adalah Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Laos dan Vietnam. Sejak Yudhoyono menjabat presiden, para pemimpin Indonesia dan Myanmar sudah bertemu tiga kali, yaitu di sela-sela KTT Asia Afrika tahun 2005 di Jakarta dan KTT ke-10 ASEAN tahun 2004 di Vientiane, Laos. Pertemuan terakhir terjadi di sela-sela KTT ASEAN ke-11 di Kuala Lumpur, Malaysia, pada Desember 2005 di antara Presiden Yudhoyono dan Perdana Menteri Soe Win. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006