"Hak asasi manusia di negara itu, masalah politik, sosial, ekonomi dan kemanusiaan yang serius, mendalam dan lama," kata Ban. Ia menambahkan bahwa PBB berkeinginan untuk melihat Myanmar berhasil dalam mengatasi tantangan-tantangan tersebut.
Sebelumnya pada Rabu (8/6), Ban memimpin pertemuan kelompok tentang negara-negara sahabat tentang Myanmar, pertemuan pertama sejak pembentukan pemerintahan baru di ibu kota Naypyitaw.
Pertemuan berlangsung dengan latar belakang perkembangan terakhir yang signifikan.
Menurut dia, "Semua warga negara harus diizinkan untuk berpartisipasi dalam membangun masa depan negara mereka dalam rangka untuk memajukan Myanmar."
Kunci untuk memastikan bahwa setiap reformasi mendapat dukungan luas adalah dengan "membebaskan semua tahanan politik dan menjangkau seluas mungkin melalui dialog kepada semua orang yang memiliki kontribusi untuk berbuat - termasuk pemimpin pro-demokrasi Myanmar Daw Aung San Suu Kyi dan kekuatan politik dalam dan luar parlemen," kata Ban.
Dia juga menyebut tanggung jawab bersama masyarakat internasional terhadap rakyat Myanmar. "Mengaktifkan proses saat ini, untuk menghasilkan transisi yang sukses mengharuskan kita mengikuti kejadian-kejadian dengan ketat tetapi juga untuk mengenali upaya dan memaksimalkan peluang bagi perubahan yang berarti," kata Ban.
(Uu.H-AK/A023)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011