Defisitnya neraca perdagangan kita karena dalam periode yang sama, tidak ada aktivitas ekspor bahan bakar mineral asal Maluku ke luar negeri.
Ambon (ANTARA News) - Aktivitas impor komoditas bahan bakar mineral berupa premium tanpa timbal dari Singapura dan Vietnam selama peridoe Januari-April 2011 mengakibatkan neraca perdagangan luar negeri Maluku kembali mengalami defisit sebesar 84,8 juta dolar Amerika Serikat.

"Defisitnya neraca perdagangan kita karena dalam periode yang sama, tidak ada aktivitas ekspor bahan bakar mineral asal Maluku ke luar negeri," kata Kabid Statistik Distribusi, Badan Pusat Statistik Maluku, Sammy Sahertian di Ambon, Kamis (9/6).

Kegiatan ekspor bahan bakar mineral berupa minyak mentah asal Maluku biasanya berasal dari aktivitas penambangan minyak di Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT).

Namun belakangan ini belum ada data resmi yang melaporkan berapa banyak aktivitas pengiriman bahan bakar mineral yang dilakukan Kufpec, sebuah perusahaan minyak asal Kuwait maupun Kaltex yang beroperasi di Kabupaten SBT.

Sedangkan realisasi nilai ekspor komoditi non migas berupa ikan dan udang beku periode Januari-April tahun ini hanya senilai 24,42 juta dolar dan tidak berimbang dengan realisasi nilai impor mencapai 109,32 juta dolar AS.

Menurut Sammy, negara pemasok barang impor terbesar adalah Singapura yang memasok bahan bakar mineral berupa premium tanpa timbal senilai 106,43 juta dolar.

Sementara impor komoditi non migas berupa gandum-ganduman, kapal laut dan bangunan terapung selama Januari-April tahun ini senilai 2,88 juta dolar AS.

Meningkatnya kebutuhan bahan bakar mineral berupa premium seiring makin bertambahnya kenderaan bermotor di Provinsi Maluku, khususnya Kota Ambon dimana BPS mencatat 300 unit sepeda motor bisa laris dalam waktu sebulan.

(ANTARA)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011