Yogyakarta (ANTARA) - Kelompok Kerja Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) menyatakan belum mendeteksi munculnya varian baru COVID-19, Omicron, di Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan hasil surveilans genom terakhir.

Ketua Pokja Genetik FKKMK UGM dr Gunadi saat dihubungi di Yogyakarta, Senin, mengatakan pemeriksaan whole genom sequencing (WGS) terakhir dilakukan pada 17 November 2021 terhadap 48 sampel positif SARS-CoV-2 di DIY.

"'Whole genom sequencing' terakhir kami lakukan pada November 2021 (hasilnya, red.) masih varian Delta semua," kata dia.

Sebelumnya, sebanyak 48 sampel tersebut telah memenuhi kriteria untuk diprioritaskan dilakukan WGS.

Selain belum terdeteksi melalui pemeriksaan WGS, Gunadi menilai bahwa situasi di DIY belum menunjukkan adanya kasus probable penularan Omicron.

Alasannya, hingga saat ini belum ditemukan klaster baru penularan COVID-19 serta tidak ada aktivitas kedatangan maupun perjalanan ke luar negeri dari bandara di DIY.

"Ini kan rata-rata hasil pemeriksaannya bukan dari klaster tapi individual. Itu kan kemungkinan Omicronnya kecil ya kalau dari hitungan probabilitas, karena dia bukan dari luar negeri, juga bukan klaster," tutur Gunadi.

Untuk pemeriksaan WGS selanjutnya, Pokja Genetik UGM masih dalam proses pengumpulan sampel yang dimulai awal Desember 2021 karena untuk sekali pengujian harus terkumpul 48 sampel positif COVID-19.

Baca juga: Kasus Omicron meluas ke 132 negara dalam sepekan terakhir

Rendahnya positivity rate atau persentase kasus positif corona di DIY, menurut dia, juga menjadi salah satu faktor yang memengaruhi lamanya proses pengumpulan sampel untuk WGS.

"Kami sudah ada beberapa sampel tapi itu kemungkinan besar juga bukan Omicron masih Delta, karena juga bukan kasus probable," kata dia.

Gunadi menyebutkan hingga saat ini persediaan reagen sebagai salah satu bahan tes WGS di DIY masih melimpah.

Dari sebanyak 384 reagen bantuan dari Gates Foundation melalui Kemkes RI untuk Pokja UGM, kata dia, baru digunakan 96 reagen.

Gunadi mengatakan meski belum terdeteksi varian Omicron di DIY melalui WGS, belum bisa disimpulkan bahwa varian itu belum ada di DIY. Apalagi, momentum libur akhir tahun kemarin cukup banyak menarik pengunjung ke DIY.

Baca juga: Menkes: 34 pasien Omicron di Indonesia sembuh

Data Kemenkes RI yang menunjukkan bahwa secara nasional sudah ada 152 kasus Omicron di Indonesia, menurut dia, patut menjadi kewaspadaan bersama dengan tetap menjaga protokol kesehatan.

Kendati studi menunjukkan bahwa varian Omicron cenderung menyebabkan penyakit yang lebih ringan ketimbang Delta, ia meminta masyarakat tidak meremehkan.

"Kalau itu mengenai orang yang rentan, orang tua yang tidak bisa divaksin karena alasan kesehatan, itu bisa sangat berbahaya," ujar Gunadi.

Berdasarkan data Pemda DIY, kasus konfirmasi COVID-19 di DIY per 3 Januari 2021 bertambah dua kasus sehingga secara kumulatif mencapai 157.008 kasus, sedangkan kasus sembuh bertambah lima kasus menjadi 151.641 kasus.

Baca juga: Kadinkes paparkan kronologi terdeteksinya varian Omicron di Jatim
Baca juga: Presiden terima informasi kasus transmisi lokal Omicron

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022