Bogor (ANTARA News) - Mulyadi Ibrahim, pengelola Baskoro Flying Fox di Taman Wisata Matahari, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mengklaim bahwa pihaknya telah memenuhi semua standar keselamatan ketika seorang anak tewas di wahana main yang dikelolalnya itu pada Minggu (5/6).

"Korban berusia sekitar 8 tahun dia duduk di kelas dua sekolah dasar. Korban dikategorikan layak untuk mengikuti permainan tersebut karena dari segi usia dan kondisi tubuh serta kesehatan memenuhi standar," kata Mulyadi.

Mulyadi menceritakan, kecelakaan yang menewaskan Riska Putri Yulianti terjadi Minggu (5/6) sekitar pukul 12.00 WIB.

Saat itu Riska dan adiknya hendak bermain flying fox bersama keluarganya. Riska mendapat giliran kedua setelah adiknya. Namun Riska yang tidak sabaran ikut naik ke atas menara setinggi 7 meter, tempat sang adik yang sudah siap-siap meluncur di tali sepanjang 20 meter.

Sebelumnya, Riska dan keluarganya sudah diingatkan untuk menunggu giliran saat mencoba permainan. Tapi entah mengapa Riska tiba-tiba sudah berada di atas bersama sang adik.

Saat sang adik meluncur, tiba-tiba Riska yang sudah tidak sabar ingin mencoba permainan langsung melompat ke arah adiknya yang sudah meluncur.

"Jadi dia langsung melompat memeluk adiknya yang sudah siap-siap meluncur. Kami petugas pun kaget kenapa anak ini sudah ada di atas," kata Mulyadi.

Kejadian berlangsung cepat, saat Riska melompat, kakinya terlilit tali yang membawa sang adik meluncur, sehingga tubuh Riska tertarik ke bawah.

Setelah meluncur sekitar 3 meter dengan ketinggian sekitar 4 meter dari lantai, tubuh Riska yang tersangkut pun terjatuh langsung menghantam lantai di bawah lintasan flying fox, karena lintasan tidak memiliki jaring yang seharusnya dimiliki sebagai pelindung keselamatan.

Riska dilarikan ke rumah sakit, namun nyawa bocah perempuan itu tidak tertolong lagi akibat luka di kepalanya.

Saat ditanya mengapa tidak ada jaring pada bagian bawah lintasan flying fox, Mulyadi mengaku hal itu sudah sesuai prosedur dan hampir semua flying fox di Taman Wisata Matahari tidak melengkapi jaring pada bagian bawah lintasan.

"Prosedurnya memang seperti itu," kilahnya.

Mulyadi menambahkan, pihaknya sudah menyelesaikan kasus tersebut secara kekeluargaan dan mereka bertanggung jawab atas peristiwa tersebut dengan memberikan santunan kepada keluarga korban.

Pihak keluarga korban sendiri, klaimnya, juga sudah menganggap hal tersebut sebagai musibah.

Marketing TWM Dadang Julianto juga menyatakan sudah menyelesaikan kasus tersebut secara kekeluargaan dan sudah memberikan santunan kepada keluarga korban.

Dadang mengatakan, pihaknya bahkan telah menutup seluruh wahana flying fox yang dan mengevaluasi standarisasi operasi di Taman Wisata Matahari.

"Sementara waktu seluruh wahana flying fox kita hentikan sementara. Kita akan melakukan evaluasi dan pengawasan pengoperasian," kata Dadang. (*)

KR-LR/S022

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011