Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan bahwa 2006 dimulai dengan kondisi ekonomi yang positif, sehingga diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi global. "Kita memasuki 2006 dengan kondisi ekonomi yang positif," kata Presiden Yudhoyono saat membuka Forum Parlemen Asia Pasifik (APPF) ke-14 di Gedung DPR, Jakarta, Senin. Presiden menegaskan ekonomi Amerika Serikat (AS) selama 2005 menunjukkan kinerja terbaik sejak 1996, karena tumbuh 3,5 persen. Walaupun pada 2006 diperkirakan pertumbuhan ekonomi AS mengalami penurunan, namun masih tetap kuat, yakni dengan tingkat pertumbuhan di level 3,4 persen. Sementara itu, pemulihan ekonomi Jepang cukup solid pada saat ini, kata Presiden. Pertumbuhan ekonomi China pada 2006 pun diharapkan sekitar 8,5-9 persen. Sedangkan ekonomi India masih tetap kuat, "sehingga mesin pertumbuhan global dalam kondisi yang baik, dan ini adalah berita baik untuk semua orang," kata Presiden. Namun demikian, ujar Persiden kepada seluruh peserta APPF, jangan berpikir bahwa semua negara dapat "berlayar dengan lancar" pada 2006. Masyarakat dunia mungkin masih menghadapi "gelombang air", banyak tantangan yang menunggu, ujarnya. Presiden menyebutkan paling tidak ada 5 tantangan yang akan dihadapi oleh negara-negara di dunia pada 2006. "Pertama adalah meningkatkan kerjasama global, kedua membangun arsitektur perdamaian dan kesejahteraan di Asia Pasifik, ketiga bekerja bersama untuk menghadapi isu-isu transnasional dan ancaman-ancaman non-tradisional, keempat meningkatkan tata pemerintahan, dan tantangan kelima adalah meningkatkan dan menjaga toleransi serta keberagaman," kata Presiden.Ancaman serius kehidupan Mengenai kerja sama mengatasi masalah transnasional dan ancaman non-tradisional, Presiden menegaskan pelajaran berharga dari 2005 adalah adanya ancaman serius terhadap kehidupan manusia dari bencana alam, penyakit, dan terorisme. Itu semua, menurut Presiden, tidak mengenal batas-batas teritorial negara. Sementara itu, ancaman-ancaman yang akan dihadapi pada 2006 antara lain flu burung. "Kita menemui kasus flu burung di Kamboja, China, Indonesia, Thailand, Vietnam, dan Turki. Sebanyak 94 orang telah terinfeksi flu burung selama 2005, 41 orang di antaranya telah meninggal dunia. Sedangkan pada 2003 ditemukan 148 kasus dan 79 orang dilaporkan tewas," kata dia. Presiden mengatakan saat ini masyarakat masih berpeluang untuk terpapar flu burung. Dalam kesempatan itu presiden berharap virus flu burung tidak bermutasi, sehingga bisa menular dari manusia ke manusia, yang kemudian dapat menimbulkan pandemi flu burung. Pandemi flu burung, menurut Presiden, merupakan ancaman serius bagi ekonomi dunia. (*)

Copyright © ANTARA 2006