Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden RI periode 2004-2009, M. Jusuf Kalla, menilai Presiden RI periode 1966-1998, HM Soeharto, berjasa besar di bidang pembangunan ekonomi dan pertanian karena mampu menurunkan tingkat inflasi dari 650 persen menjadi 12 persen dalam beberapa tahun pertama kepemimpinannya.

Selain itu, almarhum Soeharto semasa menjabat Presiden RI juga punya andil besar dalam pembangunan irigasi pertanian yang tersebar di seluruh wilayah Nusantara, yang sampai saat ini belum ada presiden yang mampu menandinginya, ujarnya dalam memberikan kata sambutan peluncuran perdana buku "Pak Harto: The Untold Stories" di Jakarta, Rabu.

Inflasi tahun 1966 mencapai sekitar 650 persen atau hyper-inflation dan dapat diturunkan secara berangsur-angsur oleh Pak Harto, kata Kalla.

Tingginya inflasi itu, menurut dia, jika tidak diturunkan tentu akan menjadi masalah utama bagi Pak Harto, karena pendapatan riil masyarakat turun dan harga barang terus meningkat, sehingga masyarakat tidak dapat menjangkaunya.

"Itulah sumbangan terbesar dalam pembangunan ekonomi, selain membuat Indonesia ini dapat berswasembada pangan karena belum ada presiden yang dapat membangun saluran irigasi pertanian sebesar yang dibangun Pak Harto," kata Kalla, yang mendapat sambutan tepuk tangan meriah dari tamu yang hadir.

Pada kesempatan itu, Jusuf Kalla juga menyampaikan pengalamannya tatkala disuatu pagi dipanggil ke rumah Presiden Soeharto di Cendana untuk diminta untuk membantu salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

"Ketika itu banyak orang mengatakan, hati-hati ketemu dengan Pak Harto, jangan sampai mengangkat tangan di atas bahunya. Saya menerangkan berbagai hal dengan mengangkat tangan di atas bahunya, ternyata beliau tidak marah dan biasa-biasa saja," katanya.

Kalla pun mengemukakan, sebenarnya Pak Harto itu tidak selalu seperti yang dibicarakan orang, tetapi karena kebaikannya itulah yang sering disalahgunakan orang.

Peluncuran buku The Untold Stories yang dihadiri sejumlah tokoh masyarakat. seperti Taufiq Kiemas, Aburizal Bakrie, Try Sutrisno, dan Djafar H. Assegaf.

Sementara itu, Ketua Panitia peluncuran buku, Soeharjo Subardi, mengemukakan bahwa buku tersebut ditulis kalangan muda, seperti Dwitri Waluyo, Anita D. Ambarwati dan Bakarudin, dengan editor Dr. Arissetyanto yang merupakan Rektor Universitas Mercubuana.

Menurut Suharjo, peluncuran buku ini selain mengingat akan jasa baik mantan Presiden HM. Suharto juga mengingatkan kepada bangsa Indonesia perlunya membangun peradaban Indonesia berlandaskan Pancasila.

"Pak Harto pernah berpesan kepada banyak tokoh agar menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) salah satu caranya dengan mengamalkan Pancasila sebagai landasan berbangsa dan bernegara, yang saat ini kian luntur dalam penerapannya," katanya.

Peluncuran ini juga disertai diskusi buku dengan nara sumber Dr. JB. Sumarlin, Fahmi Idris, Sukardi Riinakit, Sutoyo NK dengan moderator Rosiana Silalahi.
(T.Y005/A011)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011