Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo menyebutkan vaksinasi COVID-19 di Indonesia sudah melampaui target 280 juta dosis yaitu mencapai 281.299.690 dosis.

"Target kita akhir tahun (2021) adalah 280 juta. Pada hari ini juga patut kita syukuri, saya sudah khawatir target kita akhir tahun 280 juta dosis vaksin bisa disuntikkan ke seluruh masyarakat bisa tercapai atau tidak? Ternyata tapi pagi saya sudah cek sudah berada di angka 281.299.690 dosis," kata Presiden Joko Widodo di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin.

Presiden Jokowi menyampaikan hal tersebut saat menyampaikan sambutan dalam peresmian pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2022 yang juga dihadiri oleh sejumlah menteri kabinet Indonesia Maju antara lain Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Ketua Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dan pejabat terkait lainnya.

"Hati-hati 280 juta dosis yang disuntikkan itu juga bukan barang yang mudah. Menyuntik 280 juta kali dalam waktu satu tahun bukan barang yang mudah karena geografi kita, yang mengharuskan vaksinasi dengan naik perahu, sepeda motor, jalan kaki ke atas gunung bukan sesuatu yang mudah," tegas Presiden Jokowi.

Menurut data yang dimiliki Presiden Jokowi, vaksinasi untuk anak juga sudah mencapai 3,8 juta dosis.

Baca juga: Presiden: Kita patut bersyukur atas kenaikan IHSG dan jumlah investor
Baca juga: Presiden Jokowi tetapkan aturan distribusi dan harga jual premium
Baca juga: Presiden Jokowi perpanjang status pandemi COVID-19

Per 2 Januari 2022, vaksinasi anak dosis pertama sudah mencapai 79,6 persen dan dosis kedua 54 persen.

"Dan untuk ibu kota provinsi, kota-kota besar yang interaksi masyarakatnya tinggi sudah di atas 70 persen dan 27 provinsi telah mencapai target di atas 70 persen," ungkap Presiden.

Hal tersebut tercapai menurut Presiden Jokowi karena kerja keras pemerintah pusat, pemerintah daerah, TNI/Polri, BIN, perusahaan-perusahaan swasta baik skala besar, menengah, kecil, organisasi masyarakat dan lainnya.

"Semua bergerak, modal kita di situ, kebersamaan, gotong royong itu modal kita," tambah Presiden.

Presiden Jokowi mengakui bahwa tahun 2021 merupakan tahun yang sangat sulit.

"Tahun yang tidak mudah, tidak gampang, karena di pertengahan Juli 2021, pada saat kasus harian kita mencapai 56 ribu itulah saat yang betul-betul saya ingat kengerian, karena di lorong-lorong rumah sakit, di halaman rumah sakit semua penuh pasien COVID-19," ungkap Presiden.

Namun, Presiden Jokowi menyebut pada 2 Januari 2022 kasus COVID-19 di Indonesia hanya tercatat 174 kasus.

"Dari 56 ribu (kasus) turun menjadi 174 (kasus) per hari, inilah yang harus kita syukuri dan kita jaga agar tidak terjadi kasus seperti kasus 2021 di pertengahan Juli tadi," tambah Presiden.

Presiden juga mengajak untuk mensyukuri jumlah penduduk terkonfirmasi positif COVID-19 dibanding total populasi di Indonesia hanyalah 1,6 persen. Jumlah itu jauh di bawah negara-negara lain yaitu Amerika Serikat 16,8 persen, Brazil 10,5 persen, Rusia 7,2 persen, India 2,5 persen.

"Peringkat kita di 147 dari 222 negara, ini patut kita syukuri," kata Presiden.

Sebelumnya Kementerian Kesehatan menyatakan sasaran vaksinasi adalah 208.265.720 orang atau 80 persen penduduk Indonesia. Jumlah tersebut terdiri dari tenaga kesehatan, penduduk lanjut usia, petugas publik, masyarakat rentan, masyarakat umum serta penduduk usia 12-17 tahun.

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2022