Tokyo (ANTARA News) - Jepang akan mendirikan tiang-tiang peringatan di Aceh setinggi gelombang tsunami yang meluluhlantakkan propinsi itu pada 2004, dalam upaya mengingatkan kepada penduduk mengenai bahaya tsunami, seorang peneliti menyatakan Senin.
Sekitar 85 tiang beton akan didirikan di seluruh Aceh, wilayah paling parah dilanda tsunami pada 26 Desember 2004 yang merenggut lebih dari 220.000 jiwa di belasan negara yang berbatasan dengan Samudera Hindia.
"Para korban tsunami tampaknya berharap ingin segera melupakan bencana itu, namun saya akan katakan mereka tak boleh melupakannya," kata Hirokazu Iemura, seorang mahaguru teknik gempa di Universitas Kyoto, Jepang, yang mengusulkan rencana itu.
"Mereka hendaknya belajar untuk mengatasi risiko itu dalam kehidupan sehari-hari mereka, dengan terus mengingat apa yang terjadi di sana," kata Iemura kepada AFP.
Tiang-tiang itu, beberapa tingginya dapat mencapai 10 meter, akan memperlihatkan ketinggian gelombang dan mencatat waktu yang diperlukan tsunami untuk mencapai setiap tempat.
Rancangan tiang masih harus dimatangkan, namun tiang itu kemungkinan juga akan memuat pesan inspirasi.
"Saya harapkan tiang-tiang itu juga akan mempercepat daya upaya pihak berwenang setempat dalam membangun tempat untuk mengungsi, sehubungan Aceh berada pada tempat yang datar, tanpa bukit untuk berlindung dari ancaman gelombang," katanya.
Iemura, yang memimpin sebuah tim Jepang yang meneliti tsunami, mengemukakan pemerintah Jepang telah menyisihkan dana senilai 9,78 juta yen (sekitar Rp850 juta) untuk membiayai pembangunan tiang peringatan itu.
Menurut Iemura, pemerintah Indonesia sudah memberikan persetujuan terhadap rencana tersebut. (*)
Copyright © ANTARA 2006