Karimun (ANTARA News) - Administrator Pelabuhan (Adpel) Tanjung Balai Karimun, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau membentuk tim operasional penanggulangan tumpahan minyak di laut dengan melibatkan sejumlah instansi dan perusahaan pengguna jasa kepelabuhanan.
"Tim ini berada di bawah koordinasi Administrator Pelabuhan (Adpel) selaku On Scene Commander (OSC)," kata Kepala Adpel Tanjung Balai Karimun, Gajah Rooseno dalam acara sosialisasi prosedur tetap (protap) penanggulangan tumpahan minyak di Kantor PT Pelindo I Cabang Tanjung Balai Karimun, Rabu.
Gajah Rooseno mengatakan anggota tim tersebut terdiri dari seluruh instansi dan `stakeholder` terkait, seperti PT Pelindo, Badan Usaha Pelabuhan (BUP) selaku pengelola pelabuhan, TNI-Polri, imigrasi, bea cukai, SAR serta instansi terkait lain dan perusahaan pengguna jasa kepelabuhanan.
"Masing-masing anggota tim bekerja sesuai tugas dan kewenangannya," katanya.
Menurut dia, pembentukan tim itu sangat strategis mengingat Karimun merupakan wilayah perbatasan yang merupakan jalur lalu lintas kapal-kapal dagang dan pengangkut BBM.
"Musibah kecelakaan kapal BBM bisa terjadi sewaktu-waktu, apalagi di Karimun sudah berdiri perusahaan penampung BBM, Oiltanking dan perusahaan-perusahaan yang membutuhkan BBM dalam jumlah besar," katanya.
Keberadaan pelabuhan Ship to Ship (STS) Transfer juga membutuhkan tim tanggap darurat yang setiap saat siap diturunkan untuk mengatasi pencemaran akibat kecelakaan kapal BBM.
"Di pelabuhan STS ada jasa labuh jangkar, transfer muatan, bunker minyak yang membutuhkan pengawasan dan penanganan jika terjadi kecelakaan," ucapnya.
Selain amanat undang-undang, pembentukan tim tersebut juga bertujuan untuk memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna jasa STS.
"Pelayanan yang baik dan prima dapat menarik minat kapal-kapal luar negeri untuk menggunakan jasa labuh jangkar di STS. Selain itu, Dirjen Perhubungan Laut juga tidak akan merekomendasikan pengembangan STS jika tidak dilengkapi dengan tim dan sarana prasarana penanggulangan tumpahan minyak," ucapnya.
Direktur BUP Karimun, Firdaus mengatakan, tim tersebut diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kepada para pengguna jasa kepelabuhanan.
"Ketika terjadi musibah, kita tidak kesulitan untuk memulai langkah-langkah penanganan karena ada garis koordinasi dan `leader` yang mengkoordinasikan penanganan sebuah musibah," ucapnya.
General Manager PT Pelindo I Cabang Tanjung Balai Karimun Agastiyan Kenanga Bumi menyambut baik pembentukan tim tersebut.
Pelindo, kata Agastiyan akan bersinergi dengan BUP dan intansi lainnya dalam menangani tumpahan minyak.
"Kami juga telah membeli sejumlah peralatan penanggulangan tumpahan minyak melalui rekanan PT Subeldia Indonesia, nilainya sekitar Rp1 juta dolar Amerika," ucapnya.
Peralatan tersebut, lanjut dia, diantaranya oil containment boom, oil skimmer, absorbent boom, absorbent pad, oil spill dispersant dan oil sprayer system.
"Masing-masing memiliki fungsi tersendiri dan digunakan sesuai kondisi di lapangan, baik masalah cuaca maupun volume tumpahan minyak," katanya.
Dia menambahkan telah menyiapkan empat kapal tunda serta sejumlah petugas yang siap diturunkan jika terjadi kecelakaan yang menimbulkan tumpahan minyak.
"Nanti akan ada tambahan kapal tunda dari BUP," ucapnya. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011