"Secara pokok nilai-nilai dasar itu adalah keadilan dan hak setiap orang," kata Abdul Rahman Saleh pada kegiatan seri kajian kapita dakwah selekta bertemakan pergulatan menegakkan hukum dan hak asasi manusia di Jakarta, Senin.
Oleh karena itu, lanjut dia, penegakan hukum harus dilakukan secara berkesinambungan. Dengan membangun sistem masyarakat yang demokratis, beradab dan berperikemanusiaan.
Perlu diingat, kata Saleh, keadilan merupakan salah satu pilar utama dari masyarakat hukum. Upaya penegakan hukum dan penghapusan kendalanya harus dilakukan secara simultan.
Memperjuangkan dan menghormati hak asasi manusia merupakan tugas dan kewajiban suci. Sebab, hal tersebut merupakan kodrat dan anugerah dari Allah SWT.
"Sehingga hal itu tidak bisa dirampas karena hak-hak tersebut melekat pada manusia sejak ia dilahirkan," ujar dia.
Sebelum menjadi Jaksa Agung, Saleh merupakan seorang wartawan yang sehari-harinya kerap meliput berbagai berita-berita terkait hukum.
Kesehariannya yang mondar-mandir di pengadilan untuk mendapatkan berita membuatnya lambat laun kenal dengan berbagai tokoh-tokoh hukum salah satunya Adnan Buyung Nasution.
Hubungan yang terbangun tersebut pada akhirnya membuat Saleh bergabung dengan lembaga bantuan hukum (LBH). Kala itu, ia melihat langsung bagaimana sosok Adnan Buyung Nasution mendidik pengacara-pengacara muda.
"Waktu itu umur saya 27 tahun, pada akhirnya saya makin terperosok kenal baik dengan Buyung," kenang dia.
Baca juga: Jimly: Adnan penjuang hukum dan keadilan nasional
Baca juga: Adnan Buyung panutan advokat muda
Baca juga: Adnan Buyung pantas terima gelar pahlawan nasional
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2022