Yogyakarta (ANTARA News) - Ketua panitia pembekalan struktural partai dan calon anggota legislatif (caleg) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Supriyanto menegaskan acara ini bukan kampanye pemilu karena tidak mengundang masyarakat umum, hanya warga internal partai.
"Sesuai Undang-undang nomor 10 Tahun 2008 tentang pemilu, yang dimaksud kampanye tertutup adalah maksimal dihadiri 500 orang masyarakat umum. Jadi, meskipun acara pembekalan ini dihadiri lebih dari 5.000 orang, tetapi itu acara internal partai, sehingga bukan kampanye pemilu," katanya di Yogyakarta, Senin malam.
Oleh karena itu, kata dia di sela acara jamuan makan malam di Keraton Yogyakarta yang dihadiri Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketua Ketua Dewan Pertimbangan DPP PDIP Taufiq Kiemas, pihaknya Selasa (27/1) akan menemui Panwaslu DIY untuk klarifikasi mengenai masalah tersebut.
Sebelumnya, pada Senin siang puluhan sepeda motor simpatisan PDIP yang baru pulang seusai mengikuti acara pembekalan struktural partai dan caleg PDIP DIY di Jogja Expo Center (JEC) terjaring razia yang digelar tim gabungan Satlantas Poltabes Yogyakarta di Jalan Kusumanegara Yogyakarta.
Razia yang dipimpin langsung Kasat Lantas Poltabes Yogyakarta Kompol Frenky Yusandy itu melibatkan beberapa satuan fungsi lainnya seperti Samapta, Reserse Kriminal (Reskrim), Intelkam dan Propam.
Puluhan sepeda motor yang terjaring tersebut di antaranya karena pengendara tidak mengenakan helm pengaman kepala, kendaraan tidak dilengkapi surat-surat, serta beberapa onderdil kendaraan dilepas, dan knalpot dipotong sehingga menimbulkan suara bising.
Menurut Supriyanto, jika itu dikategorikan sebagai pelanggaran, tentunya pelanggaran lalu lintas, karena pengendara dan pembonceng tidak mengenakan helm, dan sebagainya.
"Besok (Selasa, red) kami akan ke Panwaslu untuk klarifikasi. Kalau masalah tilang, ya memang harus ditilang, karena melanggar peraturan lalu lintas, tetapi bukan pelanggaran kampanye pemilu," katanya.
Sedangkan mengenai sejumlah mobil dinas milik pemerintah yang digunakan saat menghadiri acara pembekalan tersebut, Supriyanto mengatakan pihaknya juga akan minta penjelasan kepada Panwaslu tentang arti kampanye pemilu khususnya mengenai penggunaan kendaraan.
"Harus ada kesepakatan yang jelas dari semua pihak yang terkait tentang aturan tersebut," katanya.
Sultan Jamu Mega makan malam
Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri beserta suaminya, Taufiq Kiemas yang juga Ketua Dewan Pertimbangan DPP PDIP, Senin dijamu makan malam oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Ketika menjamu tamunya, Sultan HB X didampingi permaisuri, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas.
Sebelum acara jamuan makan malam, Sultan HB X memberikan sebuah cenderamata kepada Megawati Soekarnoputri.
Pada acara itu, para tamu dihibur dengan sajian tari Golek Menak Putri Rengganis ciptaan Sultan HB IX, serta alunan "gending" (musik gamelan) jawa yang mengiringi "tembang jawa" (lagu jawa) yang dimainkan para "pengrawit" (pemain gamelan).(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009