Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina (Persero) menjanjikan pasokan bahan bakar minyak (BBM) ke stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang dalam beberapa hari ini mengalami kekosongan dapat normal kembali pada Minggu malam ini.
Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Achmad Faisal di Jakarta, Minggu mengatakan, sampai siang ini, sebenarnya sebagian besar kekosongan BBM di SPBU khususnya di wilayah Jakarta dan sekitarnya sudah kembali normal.
"Hanya ada beberapa SPBU yang belum. Namun mudah-mudahan sampai Minggu tengah malam ini sudah lebih dari 99 persen SPBU terisi. Seluruh unit pemasaran terus melakukan koordinasi selama 24 jam guna menormalkan kekosongan yang terjadi," katanya.
Hanya saja, Faisal mengakui, SPBU yang letaknya jauh dari depot atau belum memiliki pesanan seperti di wilayah Jambi tidak bisa dilayani.
Dirut Pertamina Ari Soemarno mengatakan, kekosongan BBM di SPBU disebabkan beberapa faktor. Pertama, sebagian SPBU mengurangi pembelian menjelang 1 Januari 2009 karena mengira pemerintah akan kembali menurunkan harga BBM.
SPBU tidak mau menanggung kerugian karena masih memiliki stok BBM dengan harga lama seperti saat pemerintah menurunkan harga BBM pada 1 Desember dan 15 Desember lalu.
Menurut Ari, sebenarnya, pihaknya sudah menjelaskan ke SPBU kalau pemerintah belum akan menurunkan harga BBM dan meminta tetap membeli BBM. "Namun, SPBU masih enggan melakukan pengambilan," katanya.
Faktor lainnya, adalah kelambatan penyaluran BBM yang memang biasa terjadi saat hari libur panjang. Terakhir, adanya perubahan sistem transaksi pengambilan BBM dari depot dengan teknologi informasi yang baru dan telah menyebabkan kelambatan penyaluran BBM.
"Akibat faktor-faktor tersebut, sejumlah SPBU khususnya di Jabodetabek, Bandung, dan Surakarta yang dilayani Depot Plumpang (Jakarta Utara) terjadi kelambatan," kata Ari.
Menurut Faisal, pada Jumat (2/1) terdapat setidaknya 129 dari sekitar 4.300 SPBU di seluruh Indonesia yang mengalami kekosongan BBM.
Perinciannya, di wilayah Medan ada delapan SPBU yang kosong, Palembang enam SPBU, Lampung 10 SPBU, Jabodetabek 57 SPBU, Bandung dan Purwakarta 20 SPBU, Jatim enam SPBU, Jateng 10 SPBU, Samarinda satu SPBU, Makassar enam SPBU, dan Manado lima SPBU.
"Selain itu, SPBU di sejumlah wilayah mengalami stok yang minim dan sebagian SPBU di Jabodetabek yang totalnya mencapai 645 unit mengalami kelambatan suplai," katanya.
Namun, sejak Jumat (2/1) Pertamina meningkatkan pasokan dan Sabtu (3/1) sudah disuplai di atas 200 persen dari kebutuhan normal harian.
Sistem Baru
Direktur Keuangan Pertamina Frederick Siahaan mengatakan, sistem transaksi baru yang diterapkan mulai 2 Januari 2009 tidak terlalu berbeda dengan sistem lama.
Menurut dia, sistem baru sudah berjalan sejak lama yakni pemilik SPBU membayar ke bank, lalu bank menerbitkan pesanan dan selanjutnya mengambil BBM di depot.
"Namun, masalahnya, pada 2 Januari lalu terjadi penumpukan penebusan dan hanya beberapa bank yang beroperasi secara penuh, sehingga mengakumulasi sistem baru yang kita mau lakukan," katanya.
Padahal, ia mengklaim, sistem baru tersebut akan memberi kemudahan bagi SPBU dan lebih transparan serta dapat dipertanggungjawabkan.
Frederick melanjutkan, akibat bank tutup, Pertamina memberikan kemudahan berupa kredit ke SPBU untuk mengambil BBM. "Berapapun BBM yang mereka perlukan kami berikan kredit sampai tanggal 5 Januari saat bank telah beroperasi normal. Artinya, kami lakukan prosedur secara manual sementara," katanya.
Sedang, Ketua Umum Hiswana Migas Nur Adib menambahkan, Pertamina telah
melakukan terobosan berupa penebusan dengan harga baru 48 jam sebelum penurunan harga BBM dan menghabiskan stok yang lama terlebih dahulu.
"Jadi, tidak ada alasan lagi untuk rugi," katanya.
Stok BBM Pertamina pada Minggu ini tercatat cukup aman yakni premium 13,2 hari ke depan, minyak tanah 48,4 hari, solar 28,9 hari, pertamax 38,3 hari, pertamax plus 48,4 hari. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009