Kurs rupiah terhadap dolar AS melemah sembilan poin menjadi Rp8.520 dibandingkan posisi terakhir sebelumnya Rp8.511.
Analis pasar uang dari Harvest International Futures, Tony Mariano, di Jakarta, Rabu mengatakan, pelemahan rupiah pada pagi ini masih dalam posisi yang wajar dan dalam kisaran yang sempit.
"Setelah mengalami penguatan lalu terjadi koreksi hal itu wajar, beberapa pelaku pasar uang mengambil posisi `profit taking`," kata dia.
Meski demikian, ia meyakini, nilai tukar rupiah terhadap mata uang dolar AS masih mempunyai tedensi penguatan yang lebar seiring dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi di AS.
"Dengan melambatnya perekonomian AS maka dapat memicu investor datang ke Asia termasuk Indonesia yang memiliki fundamental ekonomi bagus," kata dia.
Ia menambahkan, kebijakan pembelian obligasi pemerintah AS kuartal kedua senilai 600 miliar dolar AS pada Juni ini menambah data-data ekonomi negatif untuk AS dalam melakukan pertumbuhan.
Kondisi itu, lanjut dia, ditambah dengan memburuknya harga energi (bahan bakar) yang meningkat sehingga membuat konsumen cenderung kehilangan daya beli.
Ia mengatakan, salah satu indikator utama melambatnya data ekonomi AS yakni angka pengangguran yang naik di bulan Mei dibanding bulan sebelumnya.
"Naiknya tingkat pengangguran di AS dari sembilan persen pada bulan April menjadi 9,1 persen pada bulan Mei menjadi katalis melambatnya pertumbuhan ekonomi AS," katanya.
(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011