Denpasar (ANTARA News) - Dahlan Iskan kembali terpilih secara aklamasi menjadi Ketua Serikat Penerbit Suratkabar (SPS) periode 2011-2015 pada Kongres ke-23 SPS yang diwarnai keinginan kuat mengadopsi media online sebagai anggota.
Terpilihnya kembali Dahlan Iskan, yang juga Direktur Utama PT PLN (Persero), dari Jawa Pos itu berlangsung seusai laporan pertanggungjawaban pengurus SPS periode 2007-2011, Selasa malam di Denpasar.
Dia terpilih secara aklamasi lebih cepat sehari dari jadwal, setelah perwakilan 117 penerbit daerah dan 26 penerbit pusat serta 19 pengurus daerah menyatakan menerima hasil kerja kepengurusan lama tersebut.
Begitu "dipaksa" untuk kembali memimpin organisasi yang juga tengah dibahas untuk diubah namanya, terkait masuknya media online sebagai anggota, Dahlan menyatakan, dirinya tidak bisa menolak.
Namun, Dahlan dalam sidang yang dipimpin Ketua SPS Cabang Riau, H Syafriadi, didampingi Nyoman Wirata dari Bali, sempat menawarkan posisi ketua itu kepada Agung Adi Prasetyo dari Kelompok Kompas Gramedia.
Ketika pimpinan sidang memanggil Agung untuk menanggapi hal itu, dia tidak ditemukan di ruang sidang, sehingga Dahlan harus menerima "tuntutan" peserta kongres tersebut.
Sidang yang berlangsung cepat dan seperti lazimnya Kongres SPS, tanpa diwarnai hambatan atau perdebatan berarti, akhirnya memasukkan Agung sebagai anggota formatur, sekaligus mewakili media online.
Tim formatur dipimpin Dahlan Iskan yang akan membentuk kepengurusan lengkap SPS periode 2011-2015, juga menetapkan Ketua SPS Sumatera Utara, Zaki Abdullah, sebagai anggota.
Sidang paripurna akan dilanjutkan Rabu (8/6), dengan membentuk dua komisi, yakni Komisi Organisasi serta Komisi Program dan Rekomendasi. Komisi itu juga akan membahas media online sebagai anggota, perubahan nama SPS dan lainnya.
Sementara di awal acara, dilakukan sosialisasi Rebranding SPS oleh Daniel Surya dan tim dari South East Asia DM-Idholland, yang menawarkan empat pilihan logo baru.
Pada paparan tersebut, intinya keberadaan SPS saat ini digambarkan dalam kondisi serba tua, ketinggalan zaman, dan ditawarkan persepsi baru yang energik, maju sesuai perkembangan teknologi, dan didukung tenaga-tenaga muda.
(T.T007/B013)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011