Seorang pengguna Twitter dengan 27.800 pengikut, awalnya membagikan sebuah artikel milik situs breitbart.com berjudul "Up to 300k New UK Heart Cases - Due to 'Post-Pandemic Stress Disorder'.
Artikel breitbart.com itu menyebut ada 300.000 pasien di Inggris kini mengalami gangguan jantung, sebagai efek dari trauma pandemi.
Vaksin COVID-19 pun dikaitkan dengan kemunculan trauma pandemi oleh sang pengguna Twitter dalam cuitannya.
Namun, benarkah vaksin COVID-19 menyebabkan trauma pandemi?
So the vaccine has got nothing to do with it? Not worth investigating? Only asking.#Myocarditis #AdverseReactions https://t.co/NbLGxx0LT8 via @BreitbartNews
— Kathy Gyngell (@KathyConWom) December 7, 2021
Penjelasan:
Ahli bedah vaskular di Rumah Sakit Northwick Park, Inggris, Tahir Hussain mejelaskan trauma pandemi adalah salah satu efek buruk yang muncul akibat penerapan penguncian (lockdown).
Lockdown kerap menyebabkan masalah kesehatan mental dan stres, penurunan gerak, serta kebiasaan gaya hidup yang tidak sehat. Perubahan ritme hidup itu yang kemudian menghadirkan PPSD.
Tahir Hussain menambahkan tidak ada kaitan antara PPSD dan kondisi jantung dengan vaksin COVID-19.
"Tidak ada bukti yang mengatakan vaksin COVID menyebabkan PPSD," kata dia, dikutip dari Reuters.
Profesor Imunologi di Imperial College London Danny Altmann juga menerangkan sebuah studi membuktikan peningkatan kasus pembekuan darah, strok, serangan jantung dan kematian, condong dialami oleh orang yang tidak divaksin lalu terinfeksi COVID-19, dan bukan orang yang sudah divaksin.
Klaim: Vaksin COVID-19 munculkan trauma pandemi
Rating: Disinformasi
Baca juga: Gerilya hoaks vaksin COVID-19 pada 2021
Cek fakta: Hoaks! Lonjakan protein dari vaksin COVID-19 merusak organ anak
Cek fakta: Hoaks! Vaksin COVID-19 mengandung janin bayi
Pewarta: Tim JACX
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2022