Jakarta (ANTARA/JACX) - Vaksin COVID-19, dalam sebuah unggahan di media sosial, dicurigai sebagai salah satu penyebab munculnya trauma pandemi atau dikenal sebagai Post-Pandemic Stress Disorder (PPSD).

Seorang pengguna Twitter dengan 27.800 pengikut, awalnya membagikan sebuah artikel milik situs breitbart.com berjudul "Up to 300k New UK Heart Cases - Due to 'Post-Pandemic Stress Disorder'.

Artikel breitbart.com itu menyebut ada 300.000 pasien di Inggris kini mengalami gangguan jantung, sebagai efek dari trauma pandemi.

Vaksin COVID-19 pun dikaitkan dengan kemunculan trauma pandemi oleh sang pengguna Twitter dalam cuitannya.

Namun, benarkah vaksin COVID-19 menyebabkan trauma pandemi?


Penjelasan:
Ahli bedah vaskular di Rumah Sakit Northwick Park, Inggris, Tahir Hussain mejelaskan trauma pandemi adalah salah satu efek buruk yang muncul akibat penerapan penguncian (lockdown).

Lockdown kerap menyebabkan masalah kesehatan mental dan stres, penurunan gerak, serta kebiasaan gaya hidup yang tidak sehat. Perubahan ritme hidup itu yang kemudian menghadirkan PPSD.

Tahir Hussain menambahkan tidak ada kaitan antara PPSD dan kondisi jantung dengan vaksin COVID-19.

"Tidak ada bukti yang mengatakan vaksin COVID menyebabkan PPSD," kata dia, dikutip dari Reuters.

Profesor Imunologi di Imperial College London Danny Altmann juga menerangkan sebuah studi membuktikan peningkatan kasus pembekuan darah, strok, serangan jantung dan kematian, condong dialami oleh orang yang tidak divaksin lalu terinfeksi COVID-19, dan bukan orang yang sudah divaksin.

Klaim: Vaksin COVID-19 munculkan trauma pandemi
Rating: Disinformasi

Baca juga: Gerilya hoaks vaksin COVID-19 pada 2021

Cek fakta: Hoaks! Lonjakan protein dari vaksin COVID-19 merusak organ anak

Cek fakta: Hoaks! Vaksin COVID-19 mengandung janin bayi

Pewarta: Tim JACX
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2022