Cianjur, (ANTARA News) - Sekolah Madarasah Ibtidaiyah (MI) "Al-Ikhlas", Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, dengan kepedulian yang cukup tinggi pada ikhtiar konservasi, mendapat penghargaan masyarakat internasional, yakni dengan dilibatkannya sekolah itu dalam program aksi reboisasi maupun pendidikan "life skill" lainnya.
"Alhamdulillah, pada program-program seperti penanaman pohon di kawasan Taman Nasional Gede-Pangrango (TNGP) oleh lembaga maupun organisasi internasional, anak-anak didik di sekolah kami dipercaya untuk terlibat," kata Kepala Sekolah (Kepsek) MI Al-Ikhlas, di Cibodas, Hasanuddin Kecamatan Pacet, Cianjur, akhir pekan.
Penjelasan itu dikemukakan disela-sela acara pemberian bantuan dari Dirut Gunma Safari Park Jepang, Kunihiko Takahasi, yang bersama 20 warga Jepang lainnya menyumbang bagi kepentingan penanaman kembali sebanyak 2.500 tanaman beraneka jenis, di kawasan resor Gunung Putri, di kawasan Balai TNGP.
Sebagai bentuk kepedulian untuk menyelamatkan kelestarian hutan di Indonesia, "Gunma Safari Park" Jepang, melalui penggalangan dana dari "charity box" "Festival Indonesia" 2005 di Jepang, berhasil mengumpulkan dana senilai 500 ribu Yen.
Dana senilai 500 ribu yen tersebut kemudian disumbangkan kepada Taman Nasional Gede-Pangrango (TNGP) di Cibodas, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur.
Usai acara resmi pemberian bantuan, Kunihiko Takahasi disertai Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Direktorat Jenderal PHKA (Pelestarian Hutan dan Keanekaragaman Hayati) Departemen Kehutanan (Dephut), Adi Susmianto, Kepala Balai TNGP, Novianto Bambang Wawandono, disaksikan Direktur Lembaga Konservasi "Ex-Situ" Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua-Bogor, Frans Manansang, bersama puluhan siswa/siswi MI Al-Ikhlas melakukan pendakian untuk mencapai resor Gunung Putri, untuk menanam aneka pohon.
Menurut Hasanuddin, sekolah yang dipimpinnya itu berdiri di atas lahan seluas 4.000 meter persegi, dan dengan seringnya dilibatkan dalam kegiatan konservasi badan maupun organisasi dunia, maka MI Al-Ikhlas mulai mendapat perhatian sebagai sebuah sekolah yang kental dengan aktivitas konservasi dan lingkungan hidup.
Selain dengan Safari Gunma Park Jepang, kata dia, walaupun sekolah yang dipimpinnya itu berada jauh dari perkotaan, dan letaknya di lereng Gunung Gede-Pangrango, namun apresiasi internasional terus mereka dapatkan.
"Meskipun kondisinya adalah `second`, kami juga mendapat bantuan dari beberapa mahasiswa Indonesia yang kuliah di Amerika Serikat (AS) berupa komputer, peralatan teknologi itu cukup memberikan manfaat kepada anak-anak didik kami," katanya.
Perlu "green house"
Hasanuddin mengemukakan, kini sekolah mengembangkan pemanfaatan lahan luas yang dimiliki untuk pertanian, khususnya mulai membudidayakan tanaman-tanaman obat, yang langsung dipraktekkan para peserta didik.
"Untuk lebih optimal, kami sebenarnya membutuhkan bantuan berupa `green house` yang sederhana saja, yang tujuannya adalah lebih mengoptimalkan keinginan untuk membudidayakan tumbuhan-tumbuhan obat itu,` katanya.
Diakuinya bahwa basis sumber daya alam (SDA) yang ada di sekitar MI Al-Ikhlas adalah pertanian, sehingga pihaknya berkeinginan untuk menggarap bidang itu secara lebih baik, dengan bantuan berbagai kalangan yang lebih ahli.
Sebenarnya pada kunjungan sekaligus aksi penanaman pohon tersebut, pihaknya sudah mencoba agar Presdir Gunma Safari Park Jepang, Kunihiko Takahasi dan rombongan warga Jepang bisa mampir untuk melihat langsung MI Al-Ikhlas, namun karena selain tidak diagendakan sebelumnya, pendakian yang dilakukan di resor Gunung Putri di kawasan TNGP itu cukup menguras tenaga, sehingga belum bisa terwujud.
Kunihiko Takahasi sendiri, sebelumnya menyatakan pihaknya akan terus membantu program-program penyelamatan hutan di Indonesia.
Menurut dia, dengan keanekaragaman hayati yang begitu kaya di TNGP, maka pihaknya akan terus berkomitmen untuk memberikan bantuan secara berkesinambungan, sehingga TNGP bisa lestari, karena terjaganya lingkungan hidup yang lestari dibutuhkan oleh seluruh makhluk hidup.(*)
Copyright © ANTARA 2006