Tokyo (ANTARA News) - Dua remaja Jepang dihukum tidak boleh menonton pertandingan kompetisi Liga Jepang karena mencerca pelatih klub saingan yang mereka dukung, demikian diungkapkan ofisial Senin.

Kedua remaja itu, identitasnya tidak disebutkan, membentang spanduk yang ditujukan kepada Afshin Ghotbi, pelatih keturunan Iran - Amerika yang menangani klub Shimizu S-Pulse, sebelum dimulai pertandingan melawan saingan mereka Jubilo Iwata pada 28 Mei.

"Kepada Ghotbi. Stop membuat senjata nuklir," tertulis di spanduk itu dalam bahasa Jepang, yang dibentang pada tingkat dua tribun di Stadion Nihondaira Shimizu, seperti juga terdapat dalam rekaman video.

Spanduk itu segera diambil oleh lusinan pendukung Shimizu yang marah, kemudian bertengkar dengan kedua remaja serta beberapa pendukung Jubilo, tetapi tidak terjadi kerusuhan, demikian laporan media Jepang.

"Pendukung (yang membentang spanduk) sudah dihukum klub mereka," kata Humas Liga-J Rina Iwamoto.

Tujuan spanduk itu tidak jelas, tetapi Amerika Serikat melancarkan ancaman kepada Iran bahwa PBB akan menjatuhkan sanksi karena Taheran menampik menghentikan aktivitas nuklir mereka.

Pejabat Liga-J mewawancarai ketua Shimizu dan Jubilo minggu lalu, kata Humas dengan menambahkan, "Kami tidak yakin apa yang akan dilakukan pada klub itu, karena kami harus memeriksa regulasinya."

Ghotbi (47) menjadi pelatih Shimizu setelah melatih Iran sejak 2009 dan membawa tim itu ke Piala Asia di Qatar pada Januari lalu.
(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011