Surabaya (ANTARA News) - Manajemen tim Persebaya terus mengkaji rencana pembentukan badan hukum berupa Perseroan Terbatas (PT) untuk menjadi klub sepakbola mandiri dan profesional. Kajian pembentukan PT itu dibahas dalam rapat internal pengurus Persebaya di Surabaya, Minggu. Hadir dalam rapat tersebut, Sekum Persebaya Akhmad Munir, Ketua Bidang Organisasi dan Keanggotaan M Alyas, Komisi Hukum dan Displin Jhony Kunto dan Bagian Organisasi Wimbardi dan sejumlah pengurus lain. Rapat ini menindaklanjuti gagasan yang dilontarkan Ketua Umum Persebaya Arif Afandi saat rapat pleno pengurus pekan lalu soal keinginan untuk menjadikan Persebaya sebagai klub yang dikelola secara profesional. Dalam rancangan awal, Persebaya memiliki badan hukum yang mandiri seperti PT dan dikelola oleh manajemen profesional yang dipimpin seorang CEO (Chief Executive Officer) atau president direktur. Gagasan tersebut mengacu pada pengelolaan klub-klub di mancanegara, seperti Manchester United (Inggris) yang sudah menjadi perusahaan publik dan sahamnya dijual di lantai bursa. Untuk modal awal direncanakan berasal dari Pemkot Surabaya sebagai modal kerja sekaligus menjadi penyertaan modal untuk perusahaan. Modal itulah yang kemudian dikembangkan oleh manajemen untuk mencari profit guna membiayai operasional perusahaan atau klub. Ketua Bidang Organisasi Persebaya, M Alyas mendukung rencana pembentukan badan hukum tersebut, sebagai terobosan baru dalam menciptakan atmosfir sepakbola nasional agar kedepan pengelolaan klub dan iklim sepakbola nasional betul-betul dikelola secara profesional. "Ini memang hal baru di sepakbola nasional. Tapi, kita harus berani memulai untuk mendorong terciptanya iklim sepakbola nasional yang profesional," kata Ketua Tim Kajian Hukum dan Organisasi Persebaya ini. Namun, lanjut anggota DPRD Surabaya dari Fraksi Golkar ini, rencana itu perlu kajian lebih mendalam lagi, terutama dikaitkan dengan Undang-Undang Otonomi Daerah dan Perseroan Terbatas (PT). "Selama ini kebanyakan dana klub-klub berasal dari APBD, ke depan klub harus dikelola mandiri dan profesional, sehingga tak memberatkan APBD," katanya. Sebagai gambaran, Persebaya setiap tahun memerlukan dana sekitar Rp15 miliar hingga Rp20 miliar untuk menbiayai klub mengikuti kompetisi dan menjalankan roda organisasi. Dana tersebut sebagian besar diperoleh dari APBD Pemkot Surabaya. Namun rencana manajemen Persebaya itu akan menghadapi tantangan dan kendala yang sangat berat, karena iklim persepakbolaan nasional yang belum profesional dan belum menjadi industri seperti di luar negeri.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006