Lima (ANTARA News/AFP) - Keiko Fujimori, putri mantan orang kuat Peru yang kini dijebloskan ke dalam penjara Alberto Fujimori, pada Senin (6/6), mengakui kekalahannya dalam pemilihan presiden melawan calon sayap-kiri, seorang purnawirawan perwira militer Ollanta Humala.
"Saya mengakui kemenangannya," kata Keiko Fujimori, anggota parlemen sayap-kanan, di dalam pesan singkat kepada media, sebagaimana dikutip AFP --yang dipantau ANTARA News di Jakarta, Senin.
Menurut Keiko, ia akan mengucapkan selamat kepada Humala secara pribadi.
"Saya mengucapkan selamat atas kemenangannya dan saya mengucapkan semoga ia berhasil," katanya
"Inilah saat untuk memperbaiki hubungan," kata Keiko Fujimori, yang merujuk kepada kampanye yang saling bertentangan.
Sementara itu lebih dari 90 persen suara telah dihitung, Humala menambah keunggulannya dengan meraih 51,37 persen, sementara Keiko mendapat 48,63 persen suara, demikian hasil penghitungan suara resmi.
Pasar bursa Peru memperlihatkan reaksi dan harga perak dunia naik tajam sehubungan dengan berita itu, sementara kemenangan Humala menimbulkan kekhawatiran mengenai aksi pembalasan di negara yang menjadi pemasok penting logam mulia bagi pasar global.
Di dalam proses penghitungan suara, punawirawan letnan kolonel tersebut berjanji akan membagi kekayaan mineral Peru sementara meremehkan hubungan lamanya dengan Presiden Venezuela Hugo Chavez.
Keiko Fujimori berkampanye di bawah bayang-bayang ayahnya, Alberto Fujimori --yang menjalani hukuman penjara 25 tahun karena korupsi dan pelecehan hak asasi manusia selama penindasan terhadap gerilyawan sayap-kiri pada 1990-an.
Ia mendekati masyarakat pengusaha dengan janji mempertahankan model pasar-bebas, tapi ia juga memicu kekhawatiran bahwa ia akan mengikuti jejak otoriter ayahnya.
Hasil penghitungan suara itu dipandang sebagai pukulan terhadap model ekonomi saat ini, kendati banyak pemberi suara lebih memilih "yang tak terlalu buruk dari dua iblis" dalam babak kedua pemungutan suara antara dua calon paling ekstrem. (Uu.SYS/B/A011/C/A011)(*)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011