Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perdagangan China pada Kamis (30/12) mengungkapkan bahwa total impor dan ekspor barang China diperkirakan mencapai 6 triliun dolar AS (1 dolar AS = Rp14.269) pada 2021.
Dari estimasi angka itu, pertumbuhan tercatat lebih dari 20 persen dari tahun sebelumnya, kata Wakil Menteri Ren Hongbin dalam konferensi pers.
Pertumbuhan secara tahunan (year on year/yoy) mencapai sekitar 1,3 triliun dolar AS atau setara dengan volume pertumbuhan gabungan dalam 10 tahun terakhir, ungkap Ren.
Hubungan perdagangan antara China dan negara-negara emerging market menjadi semakin erat, dengan ekspor ke pasar-pasar tersebut menyumbang 49,5 persen dari total ekspor China dalam 11 bulan pertama 2021, kata Ren saat berbicara tentang berbagai tren terbaru perdagangan luar negeri China.
Selama periode Januari-November tahun ini, ekspor perusahaan swasta China menyumbang 58 persen dari keseluruhan, menaikkan tingkat pertumbuhan total ekspor sebesar 20 poin persentase, menurut sang wakil menteri.
China sejauh ini juga telah membangun lebih dari 2.000 fasilitas gudang di luar negeri guna meningkatkan perdagangan elektronik (e-commerce) lintas perbatasan, yang merupakan model bisnis terbaru dalam perdagangan luar negeri, imbuh Ren.
Ke depannya, kata Ren, China akan menetapkan zona-zona percontohan yang lebih komprehensif untuk e-commerce lintas perbatasan, membangun beberapa kota atau wilayah untuk dijadikan pusat offshore trading, dan mempercepat digitalisasi perdagangan luar negeri.
Kementerian itu juga akan meningkatkan berbagai upaya untuk memastikan rantai industri dan pasokan yang stabil, meningkatkan logistik dan penyelesaian internasional, serta membantu perusahaan-perusahaan perdagangan memperluas kehadiran mereka di negara-negara emerging market seperti Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), tutur Ren.
Pewarta: Xinhua
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2021