Jakarta (ANTARA) - Aktor Joaquin Phoenix membagi pengalamannya berperan sebagai jurnalis di film besutan studio A24 garapan sutradara Mike Mills, "C'mon, C'mon".
Pada tahun 2014, Phoenix mengaku tidak begitu nyaman untuk melakukan wawancara dengan media karena traumanya di masa lalu.
Dengan peran terbarunya di "C'mon, C'mon" sebagai jurnalis radio bernama Johnny, Phoenix mendapat kesempatan untuk mengeksplorasi topik itu sendiri. Johnny diceritakan terikat dengan keponakannya Jesse (Woody Norman) saat mereka bepergian ke seluruh negeri.
Pengalaman itu memberi Phoenix kesempatan untuk merenungkan bagaimana keterpaparannya terhadap wawancara sebagai aktor cilik membuatnya trauma sejak dini, dan membawanya ke apresiasi yang lebih besar untuk pekerjaan yang menantang tersebut.
"Ketika Anda masih kecil, Anda ditanyai segala macam hal aneh: berapa banyak uang yang Anda hasilkan, apakah Anda merasa seperti kehilangan waktu Anda sebagai seorang anak, apa pun omong kosong yang mereka katakan," kata Phoenix dikutip dari Indie Wire, Jumat.
Baca juga: Joaquin Phoenix & Rooney Mara sambut kelahiran anak pertama
"Mungkin pertanyaannya tidak sebanyak agenda di baliknya. Ada rasa ingin tahu yang tulus untuk mengajukan pertanyaan dalam percakapan, versus mencoba mendapatkan tanggapan. Saya pikir mungkin itu perbedaannya. Sulit bagi wartawan, apalagi ketika misalnya Anda memiliki, seperti, 20 menit untuk wawancara dan sebelumnya mereka memperingatkan Anda, 'Dia (interviewee) sangat tidak nyaman,' ; dan Anda harus berurusan dengan omong kosong itu bahkan sebelum Anda masuk ke ruangan," imbuhnya.
Pemenang piala Oscar itu mengatakan dirinya belajar bahwa ada garis yang sangat jelas dan jelas dalam hal apa yang layak dilakukan dan bagaimana memulai percakapan dengan seseorang dengan cara yang penuh perhatian sambil mendapatkan sesuatu darinya, sebagai seorang wartawan.
"Saya dikejutkan oleh berapa banyak orang yang berinteraksi dengan saya yang tampaknya tidak peduli dengan garis itu, dan bahkan mungkin tampak senang melewatinya. Jelas, ada perbedaan besar di sini karena saya bekerja dengan anak-anak. Saya khawatir apakah itu baik-baik saja," kata Phoenix.
"Saya tidak pernah ingin mendorong siapa pun. Tetapi saya terkejut betapa putus asanya mereka untuk didengar dan dihormati — untuk ditanyai pertanyaan bukan sebagai orang dewasa yang bertanya kepada seorang anak, seperti yang pernah saya alami, tetapi dengan cara yang benar-benar membuat penasaran. Saya mencoba untuk tinggal di ruang itu," imbuhnya.
Bekerja dengan anak-anak di film tersebut membuat Phoenix merasa tersentuh. "Anak-anak ini akan mengungkapkan perasaan, harapan, dan impian mereka dengan cara yang paling jujur; kemudian kami akan melakukan adegan dan itu akan seperti, 'Yah, ada barometer yang sangat jelas tentang apa yang jujur dan apa yang tidak'," katanya.
Baca juga: Film baru Joaquin Phoenix "C'mon, C'mon" tayang perdana di Telluride
Baca juga: Joaquin Phoenix dan Rooney Mara kembali lewat film "Polaris"
Baca juga: Joaquin Phoenix berperan sebagai Napoleon Bonaparte di film "Kitbag"
Penerjemah: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021