Paris (ANTARA News)- Rafael Nadal memenangkan gelar Grand Slam ke-10 dan menyamai rekor Bjorn Borg ketika meraih gelar keenam Prancis Terbuka setelah mengalahkan Roger Federer 7-5, 7-6 (7/3), 5-7, 6-1 Minggu dalam pertandingan bersejarah sesama pesaing ketat itu.

Unggulan utama Nadal, yang juara pada 2005, 2006, 2007, 2008 dan 2010, menoreh rekor kemenangan di Paris 45 kali dengan sekali kalah dan kemenangannya itu juga membawanya ke urutan puncak peringkat dunia tunggal putera.

Kemenangan petenis Spanyol berusia 25 tahun itu merupakan yang ke-17 atas Federer dalam 25 pertandingan mereka dan yang keenam di final Roland Garros.

Tetapi tidak seperti pertemuan mereka pada 2008, ketika Federer bersuaha memenangi empat game dalam pertandingan berat sebelah hampir dalam 30 tahun, kali ini Nadal harus bekerja keras untuk meraih gelar keenamnya di Paris.

Ia harus bangkit dari kecolongan 2-5 pada set pembuka, mengamankan satu "set point" kemudian memimpin 4-2 pada set ketiga sedangkan pemain berusia 29 tahun Federer, juara 2009 dan mengincar gelar Grand Slam ke-17, mengancam ketika berusaha bangkit kembali.

Pada akhir permainan, ia tidak berkutik ketika menghadapi kombinasi permainan Nadal yang amat bertenaga di lapangan tanah liat itu dan melakukan 56 kesalahan sendiri.

"Turnamen ini amat spesial dan ada pengecualiannya pada saya. Salah satu mimpi terbesar menjadi kenyataan. Saya amat tergerak mulai saat ini," kata Nadal setelah memenangi laga keenamnya dalam delapan kali pertandingan melawan Federer di final turnamen Grand Slam.

"Terima kasih kepada semua pendukung saya. Terima kasih kepada keluarga saya yang jauh-jauh datang sehingga menyebabkan kemenangan ini," katanya.

"Kami memainkan pertandingan bagus hari ini. Roger tampil amat fantastik," katanya.

Federer, memainkan laga final Grand Slam pertama sejak memenangi Australia Terbuka, memuji permainan lawannya dari Spanyol itu.

"Ini penampilan luar biasa Rafa. Ia kembali mengalahkan saya. Saya sedih dan gembira karena dapat bermain dengan dia," kata Federer.

"Ia petenis hebat di atas permukaan tanah liat. Saya gembira dengan cara saya bermain dalam dua minggu ini, kendati tidak dapat berbuat banyak terhadapnya. Rasanya penting untuk dapat maju ke final turnamen Grand Slam lainnya," katanya.

Pada pertandingan final yang berlangsung dalam kondisi panas dan lembab di Roland Garros, Federer memimpin 3-0 setelah melancarkan dua servis dengan rasa percaya diri tinggi dan mematikan game kedua lawannya, kemudian Nadal mematikan bola di net menggunakan pukulan "forehand".

Pemain dari Swiss itu, tampil di final ke-23 turneman Grand Slam, dengan cepat memimpin 5-2 ketika Nadal menghadapi masalah sehingga harus memanggil pelatihnya untuk mengobati rasa nyeri di tumitnya.

Tetapi Nadal bangkit lagi dan mendapatkan satu "set point" pada game ketujuh dan angka menjadi bertambah ketika pukulan "drop shot" Federer tidak mengenai target.

Nadal membuat angka menjadi 5-5 dan mematikan bola lawan, kemudian memimpin 6-5 setelah melakukan duel menegangkan saling menukar bola, sebelum Federer memukul bola dengan pukulan "forehand" dan bola mengenai bibir net.

Petenis Spanyol itu meraih set penentu itu dalam 62 menit ketika ia menyapu pukulan "forehand" Federer yang tidak mampu mengembalikan bola karena berada pada posisi tidak memungkinkan untuk melakukan pukulan.

Ini merupakan game kelima Nadal berurutan dan kemudian menjadi tujuh berurutan setelah mematikan bola lawan dan unggul 2-0 pada set kedua.

Federer melakukan servis dengan raihan dua "ace" lainnya dan mengamankan tiga "break point" pada game kelima, kemudian angka sama menjadi 4-4.

Tetapi Nada mendapat keuntungan pada game berikutnya, melakukan pukulan "backhand" ketika mengamankan dua "break point", tetapi kemudian pukulannya melebar.

Nadal kehilangan "Set point" ketika kedudukan 5-4 sebelum pertandingan ditunda sekitar 10 menit karena hujan. Kemudian Federer tampil lagi dan mendapat angka untuk menyamakan kedudukan 5-5.

Tapi petenis unggulan utama itu mendominasi permainan "tie break". Pendekatan lemah dari Federer membuat Nadal bangkit lagi dan melancarkan pukulan "backhand" dan mendapat dua "setpoint" dan kemudian melancarkan pukulan "forehand" yang menambah angkanya.

Federer membuat angka tertinggal 2-4 pada set ketiga tetapi berhasil menambah angkanya menjadi 3-4.

Ia berhasil melancarkan servis dan dengan teguh mendapat angka pada game ke-10, kemudian mematahkan servis lawannya sehingga kedudukan terbalik menjadi 6-5 sebelum penonton berdiri dari bangku mereka dan bersorak memberikan semangat saat angka menjadi 7-5.

Pada awal permainan set keempat, Nadal berjuang keras setelah tertinggal dua "break point" sampai akhir memimpin 3-1, kemudian menambahnya menjadi 4-1.

Tiba-tiba permainan menjadi berat sebelah, ketika permainan Federer menurun dan Nadal memimpin 5-1 setelah mematahkan servis lawannya dua kali.

Pengembalian servis lawan yang tidak dapat dikembalikan, membuat Nadal mendapat tiga "match point" serta gelar juara keenam kalinya, saat Federer melakukan pukulan "forehand" yang melebar ke luar lapangan.
(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011